
NUSANEWS - Harga komoditas bawang putih yang naik drastis menjadi kisaran Rp 28 ribu per kilogram, dari kisaran awal Rp 20 ribu - Rp 21 ribu per kg di Jawa Timur, dinilai sangat tidak wajar.
"Saya rasa dengan kenaikan harga mencapai Rp7 ribu per kilogram itu sangatlah tidak wajar. Karena dari pihak Kementrian Pertanian hanya berkisar Rp20 ribu hingga Rp21 ribu. Saya rasa ini harus dicarikan apa penyebab kenaikan tersebut," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi saat memimpin kunjungan kerja di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, pekan lalu.
Lebih lanjut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, pasokan semua komoditas pangan yang ditinjau Komisi IV DPR seperti telur, ikan, daging, ayam, beras terbilang lancar. Namun ternyata pasokan bawang putih tidak lancar.
Menurutnya, ketidaklancaran pasokan bawang putih disebabkan pihak agen yang tidak setiap hari mendapatkan pasokan, sehingga menyebabkan harga naik.
"Dengan keadaannya seperti itu, akan berdampak pada kenaikan harga bawang keesokan harinya, karena pedagang mau tidak mau akan mengambil keuntungan yang tidak sedikit. Jadi persoalan tersebut tidaklah salah pemerintah, namun pihak agen yang lamban dalam mendistribusikan," analisa Viva Yoga.
Untuk itu, politisi dapil Jatim itu meminta kepada pemerintah untuk mengatasi kondisi seperti ini. Menurutnya, hal ini harus diantisipasi agar tidak terjadi kenaikan harga yang merugikan konsumen, namun juga tidak menambah keuntungan dari produsen.
"Dan nantinya kami akan rapat koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Jangan sampai kenaikan harga bawang putih ini merugikan konsumen dan keuntungannya tidak untuk petani dan produsen," tandas politisi dapil Jatim itu.
Hal senada diutarakan anggota Komisi IV DPR, Agung Widyantoro. Ia menemukan, selain kenaikan harga bawang putih yang cukup tinggi, juga terjadi disparitas harga.
Menurutnya, setidaknya pasokan bawang putih tidak mengalami kelangkaan. Namun ketika pasokan kurang, otomatis harga akan naik.
"Jadi setelah saya lakukan peninjauan, kenaikan harga bawang putih karena kekurangan pasokan yang otomatis akan menyebabkan harga di kalangan pedagang di pasar naik," tutur politisi Partai Golkar itu.
Agung pun menilai baik ketersediaan komoditas pangan jelang Hari Raya Idul Fitri. Namun ia mengingatkan, ada sejumlah hal yang harus dijaga dan diantisipasi, yakni ketersediaan pasokan jangan sampai dipermainkan oleh kelompok-kelompok tertentu atau para pedagang.
"Coba diimbau kepada pengusaha-pengusaha, dalam satu tahun ini kan ada 12 bulan. Silakan dipilih berapa bulan untuk mencari keuntungan, tetapi di beberapa bulan terutama menjelang Lebaran, ini harus bisa memperhatikan masyarakat kecil, sehingga stabilitas harga bisa tercapai," harap politisi dapil Jawa Tengah itu.
SUMBER