logo
×

Kamis, 19 Juli 2018

Angka Kemiskinan Turun, Rizal Ramli: Standarnya Rendah Banget

Angka Kemiskinan Turun, Rizal Ramli: Standarnya Rendah Banget

NUSANEWS - Ekonom senior, Rizal Ramli membantah data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan angka kemiskinan turun. Ia menilai ada hal yang seharusnya tidak justru dibanggakan, sebab hitungan angka kemiskinan BPS begitu rendah, tidak sesuai standar internasional.

“Hitungan angka kemiskinan terendah BPS adalah Rp 13.400 setiap orang membelanjakan uangnya per hari. Ini rendah banget, jauh dari standar kemiskinan internasional $2 USD. Jadi jangan bangga kalau Rp13.400 itu sudah lumayan,” ungkapnya dalam Dialog Ekonomi “Hutang Melambung, Impor Gencar, Divestasi Freeport dan Rupiah Roboh. Mau Kemana Indonesia?” di gedung Kinanti, Jakarta Selatan, Rabu (18/07/2018).

Mantan Menteri Keuangan Indonesia RI di era Abdurrahman Wahid ini melanjutkan, ketika harga bergejolak maka masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas juga turut terkena dampaknya. Maka, ia heran dengan pernyataan Menteri Perdagangan ketika menjawab harga telur yang naik lantaran dampak Piala Dunia.

“Padahal sederhana masalahnya, tatkala pakan ternak impor, kebutuhan ternak lainnya impor dan dolar naik, maka harga-harga turut naik,” tuturnya.

Rizal mengatakan ekonomi Indonesia mengikuti sistem Bank Dunia yang menganut liberalisme atau kolonialisme baru, di mana semua harus bebas. Kalau begini orang-orang kuatlah yang menang. Sehingga ekonomi Indonesia sulit naik di atas 7 persen, naik hanya karena disokong utang.

Padahal, ia melihat negara-negara yang tidak menggunakan model Bank Dunia mereka bisa tumbuh 10 persen. Ekonomi mereka berdiri secara mandiri tidak berlandaskan hutang luar negeri.

“Karena kita manut kepada model Bank Dunia yang terikat dengan hutang, sehingga ekonomi Indonesia sulit naik,” tukasnya.

Diketahui Kepala BPS Suhariyanto menyatakan Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12 persen).

“Ini pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit terendah sejak 1998,” katanya dan kembali ditegaskan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

BPS menjelaskan melalui situs resminya, kemiskinan sebagai ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar yang diukur dari pengeluaran. Artinya, orang yang pengeluarannya di bawah angka rata-rata garis kemiskinan termasuk warga miskin.

Angka rata-rata garis kemiskinan pada Maret 2018 adalah Rp401.220 per kapita per bulan. Data BPS menunjukkan bahwa angka ini lebih tinggi dibanding pada 2017, yang pada semester pertama (Maret) berjumlah Rp361.496 dan Rp 370.910 pada semester kedua 2017.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: