
NUSANEWS - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi beberapa kritik mengenai kunjungan kerja ke Amerika Serikat yang baru-baru ini ia lakukan. Menurut Sandiaga, kunjungan itu perlu dilakukan sebab Jakarta sudah mulai terlupakan.
Selama kurang lebih delapan bulan menjabat, Sandiaga telah berkunjung ke tiga negara, yakni Dubai, Jepang, dan Amerika Serikat. Ia juga berencana akan berkunjung ke Moskow, Rusia. Dalam pertemuan tersebut, ia mengaku Jakarta telah mulai dilupakan.
"Ternyata (ketika) saya ke tempat-tempat ini, baik di Dubai maupun pas kemarin di Jepang, Jakarta has been missing," kata Sandiaga di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7).
Hal yang sama juga dirasakan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Sepulang dari Maroko dan Turki, Anies bercerita kepada Sandiaga. Ia mengatakan Jakarta merupakan negara demokrasi terbesar di dunia. Kota ini juga merupakan Ibu Kota terbesar keempat dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
Namun, kota ini dinilai belum bisa "tampil" di kancah internasional. "Tapi kita tuh tidak present gitu di luar negeri. Di luar negeri itu Jakarta itu tidak muncul gitu lho. Tidak menjadi buah bibir dari orang-orang," ujar dia.
Menurut Sandiaga, hal ini terjadi karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak mau tampil. Kunjungan kerja dan road show yang ia lakukan dinilai sebagai upaya untuk memperkenalkan kembali Jakarta.
"Sekarang dengan kita berkunjung, kita road show, kita tampil, mereka lihat wah ada dampaknya bagi Jakarta," ujar dia.
Menurut Sandiaga, Pemprov DKI Jakarta tak boleh menutup diri. Kunjungan-kunjungan yang dilakukan dianggap sebagai pendekatan dan upaya untuk mengajak para investor berbisnis ke Jakarta.
Sandiaga juga mengatakan perlunya mencari contoh dari negara-negara yang lebih maju. Ia mencontohkan pengembangan pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kota Tua. Di negara maju seperti New York terdapat pusat UMKM yang diletakkan di pusat kota. Hal itu menyebabkan UMKM lebih tertata.
Namun, di Indonesia, para pedagang kaki lima disalahkan karena berdagang tidak pada tempatnya. Menurut Sandiaga, hal itu merupakan kesalahan dari Pemprov yang tidak melakukan penataan dengan baik.
"Kuncinya adalah penataan. Jadi saya bilang salahnya PKL atau kotanya? Ya salah Ibu Kotanya tidak menata. Tapi konsep-konsep seperti itu tidak bisa dijelaskan gitu dalam satu kunjungan misalnya ke Delhi. Bisa belajar tapi belajar yang lain," ujar dia.
SUMBER