
NUSANEWS - Putri Presiden keempat RI, almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.
Konsorsium Kader Gus Dur yang dipimpinnya resmi mendukung pasangan nomor urut 01 tersebut.
Dukungan itu sekaligus menjadi jawaban atas teka-teki yang selama ini menyeruak terkait kepada siapa dukungan keluarga Gus Dur itu akan berlabuh.
Menanggapi hal itu, Partai Demokrat mengaku sama sekali tak khawatir.
Sebagai partai pengusung Prabowo-Sandi, parpol besutan SBY itu menilai dukungan Yenny Wahid itu adalah hal yang biasa.
Demikian disampaikan Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Menurutnya, dukungan elite dalam setiap pesta demokrasi adalah hal biasa. Sebab, proporsi dukungan itu hanya sedikit.
“Suara Mbak Yenny hanya satu orang di TPS, sama dengan kita semua. Elite kan juga hanya beberapa saja,” kata Ferdinand kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (27/9).
Ferdinand juga menilai bahwa dukungan itu sebatas klaim sepihak.
Sebab, para pengikut Gus Dur atau Gusdurian memiliki jumlah yang banyak.
Sehingga tidak mungkin semua bisa terwakili berdasar klaim sepihak Yenny.
“Ya kalau namanya klaim kan sah-sah saja, biarkan sejarah yang mencatat bahwa mereka menjadi tukang klaim,” selorohnya.
Lebih lanjut, Ferdinand mengaku yakin dukungan rakyat kecil kepada pasangan Prabowo-Sandi lebih signifikan ketimbang dukungan elite yang diraih Jokowi.
“Silakan didukung elite, tapi rakyat di bawah kan tetap mendukung Prabowo-Sandi karena ingin membuat perubahan buat kehidupan bangsa,” lanjutnya.
Ferdinand menambahkan, anggapan tersebut tidak rasional karena pihaknya tetap menganggap dukungan rakyat lebih penting ketimbang elite.
“Itu (dukungan Yenny) kan seperti gerbong kosong. Jadi sama sekali kita tidak khawatir,” katanya.
Gusdurian disinyalir memiliki jumlah besar yang bukan saja dari kalangan NU. Sementara Yenny saat ini bisa dianggap sebagai ikon Gus Dur di masa kini.
Pendiri Wahid Institute itu dinilai sebagai pewaris pemikiran Presiden ke-4 RI itu yang sarat dengan nilai-nilai kebangsaan dan modernitas.
Sehingga pengagum Gus Dur atau yang biasa disebut Gusdurian dianggap memiliki efek ekor jas (coat-tail effect) dengan pilihan Yenny Wahid.
SUMBER