logo
×

Sabtu, 08 September 2018

GP Ansor: Perlu Diwaspadai Ceramah yang Meresahkan Masyarakat

GP Ansor: Perlu Diwaspadai Ceramah yang Meresahkan Masyarakat

NUSANEWS - Radikalisme tercium masih aktif di tanah air dan terasa mengusik kebhinekaan karena kegiatan agama yang dilakukan melalui ceramah-ceramah oleh para Khatib ditengarai telah dicampur adukkan dengan agenda politik.

M Hairul Amri Wakil Ketua GP Ansor menilai kelompok radikalisme seharusnya dibina melalui pelatihan agar tidak lagi melakukan kegiatan ceramah yang meresahkan masyarakat.

"Masjid adalah salah satu tempat yang sangat potensial digunakan untuk mensyiarkan apa yang menjadi agenda politiknya karena ketika khatib berceramah itu tidak ada kesempatan orang untuk melakukan interupsi," katanya disela diskusi kebangsaan yang diadakan oleh LA NKRI di Jakarta, Sabtu (8/9).

"Padahal sesungguhnya khatib harus ada batasan atau koridor dan norma-normanya, khatib yang paling utama adalah mengajak orang untuk bertaqwa, bertaubat kepada Allah, kalau menyimpang dari materi itu dengan mengajak ke agenda-agenda politik maka sudah menyimpang dari substansi khatib,"  imbuh pria yang akrab dipanggil Gus Am.

Semua cara dilakukan oleh mereka sebab itu kami dari Nahdatul Ulama melalui gerakan pemuda Ansor sekarang berupaya betul di masjid-masjid diperumahan-perumahan melakukan pendampingan dan kami sudah memohon kepada pemerintah agar betul-betul mengindentifikasi TKM-TKM masjidnya agar bisa dikontrol betul siapa sesungguhnya yang menjadi khatib di masjid tersebut.

GP Ansor menyarankan agar ada seleksi sebab apabila tidak terseleksi seperti apa yang ditemukan di masjid-masjid pemerintah, masjid BUMN  di Jakarta sudah masuk khatib-khatib yang menyiarkan agenda politik.

"Kita melakukan pelatihan-pelatihan Dai memberikan pelajaran tentang tupoksi khatib yang benar agar khatib melaksanakan tugasnya, mudah-mudahan dapat sedikit menutup ruang gerak mereka, sehingga pada akhirnya khatib-khatib itu akan diisi oleh kader-kader kita yang moderat walau tidak harus Ansor atau NU, pokoknya siapapun Islam yang ada di Indonesia selagi dia moderat selagi dia tidak punya paham yang aneh-aneh kita serahkan untuk menjadi khatib-khatib di masing-masing masjid," tandas Gus Am. [rry]

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: