logo
×

Kamis, 20 September 2018

Penjelasan Tim Ustaz Abdul Somad soal Topi dan Uang Rp100 Juta

Penjelasan Tim Ustaz Abdul Somad soal Topi dan Uang Rp100 Juta

NUSANEWS - Ustaz Hidayat dari tim dakwah Ustaz Abdul Somad menyebutkan terdapat kekeliruan penafsiran dalam berita yang dimuat VIVA terkait tulisan di Instagram ustadzabdulsomad.

Hal itu dikemukakan ustaz Hidayat, sebagai klarifikasi dari berita VIVA berjudul "Ustaz Abdul Somad Dikirimi Rp100 Juta oleh Pemfitnah Topi Tauhid" yang dilansir Rabu, 19 September 2018.

Dalam berita tersebut, antara lain tertulis:

"Melalui akun instagramnya, UAS mengabarkan bahwa karena fitnah itu, dia justru dikirimi Rp100 juta oleh salah satu orang yang memfitnahnya.

"Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, 'Ustaz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz'," kata UAS menceritakan dalam akun IG miliknya yang di-posting Kamis, 19 September 2018."

Menurut Hidayat, makna fitnah dalam tulisan di IG ustaz Abdul Somad berarti ujian. "Topi itu menjadi ujian baru bagi kami," ujarnya, saat dihubungi VIVA, Rabu malam, 19 September 2018.

Lantaran menjadi ujian, menurut Hidayat, yang memakai topi merasa bersalah, walaupun dia tidak salah. Rasa bersalah itu, dinilai sebagai sesuatu yang wajar, karena sudah membuat orang tidak nyaman. "Sebagai bentuk rasa bersalah, yaitu diaktualisasikan dalam bentuk bersedekah. Itu yang 100 juta," ujar Hidayat.

Hidayat menyebutkan, orang yang menyumbang itu bukan orang lain, melainkan sahabat dakwah. "Yang nyumbang salah satu relawan dakwah. Mereka ini ke mana-mana biaya sendiri, menjadi sukarelawan," katanya.

Menurut dia, dari komentar-komentar di Instagram tidak ada yang menafsirkan lain. Semua bisa memahami apa yang dimaksud dalam tulisan di IG itu.

Sementara itu, dengan adanya berita VIVA tersebut menjadi salah tafsir dan berdampak. "Jelas dampaknya, jika berita seperti itu, orang jadi marah," ujar Hidayat.



MUSIBAH BERBUAH MADRASAH Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, "Ustadz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz" Saya jawab, "Kita antar duit itu bersama-sama ke Durian Cacar. Kita buat Madrasah. Namanya Madrasah at-Tauhid. Karena tulisan di topi tu kalimat Tauhid" Setelah shalat Shubuh tadi, kami bertolak menelusuri jalur Lintas Timur Sumatera. 6 jam perjalanan darat, kami sampai di Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Kami disambut Datuk Perpatih, Pak Mangku dan Pak Batin dari para tokoh adat. Adapun dari pemerintahan hadir Pak Kades, Kapolsek dan masyarakat. Semoga Madrasah at-Tauhid ini bisa menjadi penawar duka masyarakat pedalaman untuk mencerdaskan anak bangsa. Kampung Durian Cacar, 9 Muharram 1440 19 September 2018
Sebuah kiriman dibagikan oleh Ustadz Abdul Somad (Official) (@ustadzabdulsomad) pada

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: