logo
×

Jumat, 19 Oktober 2018

Hashim: Kita Pernah Disegani tapi Sekarang Agak Lemah

Hashim: Kita Pernah Disegani tapi Sekarang Agak Lemah

NUSANEWS - Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, kembali menjelaskan maksud slogan 'Make Indonesia Great Again' yang digaungkan Prabowo. Hashim menolak slogan itu dikaitkan dengan kampanye Presiden AS Donald Trump beberapa tahun lalu.

"Kawan saya bilang, lagu 'Indonesia Raya' itu kan sejak tahun 1945. Indonesia Raya itu apa terjemahannya? Indonesia Raya adalah great Indonesia atau greater Indonesia," kata Hashim di Jl Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/10/2018).

Hashim mengatakan bangsa Indonesia sebenarnya menuju ke arah jaya. Namun saat ini, menurutnya, cita-cita itu jauh dari kenyataan.

"Sebetulnya kita mau menuju ke situ, kita mau menuju ke cita-cita para pendiri bangsa kita. Saat ini kita semua jauh dari cita-cita para pendiri kita. Itu yang dimaksud Pak Prabowo," sebut Hashim.

Lalu kapan menurut Hashim Indonesia pernah jaya sehingga harus ara diksi 'again' atau 'lagi' pada slogan tersebut? Hashim berbicara Indonesia pada zaman Nusantara dan era pascakemerdekaan.

"Ya, saya kira semua tahu sejarah Indonesia. Kan ada kerajaan Majapahit yang disegani, sebelum itu ada Kerajaan Sriwijaya, terus ada kerajaan-kerajaan lainnya, ada Tarumanegara, ada Syailendra, dan semua waktu itu Indonesia, ya, bukan Indonesia tapi bangsa Indonesia itu kan kita merasa kita adalah negara yang berdaulat, yang disegani banyak negara lain. Itu yang juga termasuk yang dimaksud Pak Prabowo," sebut Hashim.

"Kita pernah disegani, tapi sekarang kita merasa bahwa kita agak lemah ya, suara Indonesia kan nggak begitu dianggap, menurut saya. Terus terang saja waktu zaman Pak Harto Indonesia kita ketua nonblok, kita disegani, kita dianggap negara mayoritas muslim terbesar di dunia, kita disegani," tuturnya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: