logo
×

Jumat, 26 Oktober 2018

Samakan Sandiaga Uno dengan Bung Hatta Itu Gagal Bernalar Parah dan Melecehkan Sejarah!

Samakan Sandiaga Uno dengan Bung Hatta Itu Gagal Bernalar Parah dan Melecehkan Sejarah!

NUSANEWS - Koordinator Jurubicara Tim Kampanye Nasional Prabowo-Sandi, Dahnil Simanjuntak menyamakan Sandiaga Uno dengan Mohammad Hatta.

Sedangkan Prabowo Subianto, disebutnya merupakan kombinasi dari Jendral Soedirman dan Bung Karno.

Pernyataan tersebut lantas disleding keras cucu Mohammad Hatta, Gustika Jusuf Hatta melalui akun twitternya.

‎Wakil Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin, Deddy Sitorus menganggap pernyataan Ketua Umum PP Pemuda MUhammadiyah itu adalah kesalahan besar.

Menurut Deddy, Dahnil telah dengan lancang melecehkan memori kolektif bangsa dengan menyamakan Bung Hatta dengan sosok, yang menurutnya, sama sekali tidak pantas.

“Upaya mereka ini adalah wujud kegagalan bernalar yang parah. Klaim palsu yang tak punya dasar etis dan historis,” ujar Deddy saat dikonfirmasi, Kamis (25/10).

‎Menurutnya, Bung Karno, Bung Hatta, dan Jenderal Soedirman adalah sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Mereka pula yang kemudian membawa Indonesia melewati masa penjajahan hingga merdeka. Para pejuang itulah pribadi-pribadi terbaik bagi negeri ini.

Namun kini, kata Deddy, tim Prabowo-Sandiaga berusaha mencocokkan capres-cawapresnya seolah seperti Jenderal Soedirman maupun Bung Hatta.

Menurutnya, itu adalah bentuk pelecehan terhadap sejarah Indonesia.

“Menyamakan dengan Bung Karno, Jenderal Sudirman dan Bung Hatta itu adalah pelecehan terhadap sejarah,” tegasnya.

Karena itu, Kepala Kantor Rumah Aspirasi Jokowi-Ma’ruf ini menilai wajar apabila cucu Bung Hatta, Gustika Jusuf Hatta, menumpahkan kemarahannya.

Apalagi, saat kakeknya itu disamakan dengan Sandiaga Uno untuk kepentingan politik menarik simpatisan dan mendulang suara di Pilpres 2019.

Dia menilai, kemarahan Gustika kepada tim Prabowo-Sandiaga bisa mewakili pandangan mayoritas masyarakat Indonesia.

Yakni karena tidak terima Bung Hatta disamakan dengan Sandiaga Uno.


Menurut Deddy, kejadian ini semakin menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga gagal menemukan otentitas diri.

Baik rekam jejak maupun visi untuk dipersembahkan pada rakyat Indonesia.

“Sehingga akhirnya mereka melakukan propaganda dengan mencocokkan diri dengan sosok pendiri bangsa,” pungkasnya.

Sebelumnya, unggahan video Dahnil Anzar Simanjuntak di media sosial berbuntut panjang.

Video yang berdurasi dua menit sepuluh detik itu dipersoalkan lantaran Dahnil menyamakan sosok Sandiaga dengan Wakil Presiden Indonesia pertama Mohammad Hatta.

Protes keras datang dari cucu Mohammad Hatta, Gustika Jusuf Hatta.

Melalui akun twitter pribadinya @Gustika, dirinya meluapkan emosi lantaran sang kakek kandung disamakan dengan Sandiaga.

“Untuk orang yang kesabarannya minus kayak gue gini denger kakek gue disamain sama sandiaga uno rasanya mau muntah,”

“Hatta adalah hatta, kamu adalah kamu. saya cucu Hatta, tetapi saya bukan Bung Hatta,” damprat Gustika melalui akun twitternya.

Dia juga memprotes nama sang kakek selalu dicatut oleh pihak tertentu setiap perhelatan pemilu.


Menurutnya, mereka secara serampangan mencatut nama Hatta, padahal tidak betul-betul sang proklamator.

“Tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. Tidak elok menggunakan nama beliau dan Eyang Karno demi kepentingan politik,”

“I’m so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it’s getting old @Dahnilanzar,” jelentrehnya.

Menurut dia, sosok Sandiaga tidak cocok disamakan dengan Bung Hatta. Menurutnya, sang kakek merupakan tipe orang yang selalu memperbaharui pengetahuan setiap hari.

Hal ini dinilainya berbanding terbalik dengan suami Nur Asia Uno tersebut.

“Jadi tidak ada hal-hal yang keluar dari mulut (Hatta) adalah asbun. Tidak seperti Sandi yang tidak mau repot-repot mencari informasi peraturan (izin) memancing atau harga (bahan pokok) di pasar tradisional,”

“Dia (benar-benar) harus “dididik” oleh Susi Pudjiastuti, seorang menteri yang hanya lulusan sekolah menengah,” tuturnya.

Tak hanya itu, Gustika pun yakin bila sang kakek masih hidup, maka tidak akan mencoblos Prabowo-Sandi di pilpres 2019.


Ia menilai paslon nomor urut 02 itu merupakan bagian dari kapitalisme.

“Kalau datuk (Bung Hatta) masih ada, kenal dia, tidak akan beliau nyoblos kapitalis berbulu domba. Terlalu banyak idiot dalam politik Indonesia,” pungkasnya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: