logo
×

Minggu, 25 November 2018

#EDYOUT! Jabatan Bertumpuk, Prestasi Bapuk

#EDYOUT! Jabatan Bertumpuk, Prestasi Bapuk

NUSANEWS - Timnas Indonesia gagal di Piala AFF 2018. Drama memalukan di Liga 2. Sekian banyak kasus suporter meninggal yang tidak jelas penyelesaiannya. Plus jabatan ganda Edy Rahmayadi. Publik sepak bola pun dibuat bosan dengan dagelan ini.

---

TUNTUTAN agar Edy Rahmayadi meletakkan jabatan sebagai ketua umum PSSI semakin kuat dalam beberapa hari terakhir. Apalagi, dia kini sudah menjabat gubernur Sumatera Utara. #EdyOut pun sempat menjadi trending topic di media sosial.

Tentu saja, tersingkir di fase grup Piala AFF 2018 menjadi pemantik terbaru. Jabatan bertumpuk Edy bersanding dengan prestasi sepak bola yang bapuk membuat publik muak. ''Undang-undang tidak melarang, tapi secara kepatutan itu tidaklah benar,'' ketus Gatot S. Dewa Broto, Sesmenpora, kepada Jawa Pos.

Menurut dia, ketua PSSI malah meluangkan banyak waktunya di lokasi yang cukup jauh, Sumut, menjadi seorang gubernur. ''Masak ketua PSSI, sepak bola yang sangat seksi dan strategis dirangkap dari jauh. Komunikasi memang sudah maju, tapi tidak maksimal itu,'' lanjutnya.

Dia mewanti-wanti Edy agar tidak lagi mengatakan bahwa jabatan yang dipegangnya adalah amanat rakyat. Dengan begitu, Edy enggan melepas jabatan hingga periode waktunya selesai, yakni 2020. ''Jangan keliru, itu bukan amanat rakyat, tapi amanat klub dan voters. Jadi, saya harap Pak Edy jangan bawa-bawa itu lagi,'' tegasnya.

Karena itu, dia berharap Edy bisa legawa untuk memilih salah satu jabatannya tersebut. Mungkin meletakkan jabatan sebagai ketua PSSI karena terbukti era kepemimpinannya masih banyak masalah. ''Kalau bisa, milih lah. Memangnya di Indonesia tidak ada lagi orang yang sanggup mengurus PSSI?'' ujar Gatot.

Pria kelahiran Jogjakarta pada 1961 itu juga mengkritisi rasa bangga PSSI ketika menyelenggarakan sebuah event sepak bola. Dia mengingatkan bahwa PSSI induk sepak bola Indonesia, bukan event organizer. ''Publik itu tahunya prestasi. Juga tolong aktif lah merespons masyarakat. Jangan diam saja ketika ada masalah,'' ujarnya.

Kegelisahan serupa diungkapkan Andie Peci dari Bonek. Menurut dia, selama Edy menjabat, prestasi tidak kunjung datang. Memang juara AFF U-16, tapi itu level junior. Level senior sejak dulu sama sekali tak kunjung membaik. ''Junior sedikit lebih maju karena tidak terkontaminasi klub,'' jelas pria bernama asli Andi Kristanto itu.

Soal tuntutan mengganti ketua umum PSSI, Manajer Madura United Haruna Soemitro punya pendapat. ''Semua pihak yang ingin ada perubahan di PSSI atau terjadi pergantian ketua umum hanya bisa dilakukan lewat kongres,'' ujarnya. Dia menekankan harus melalui regulasi yang benar.

Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono enggan berkomentar banyak terkait dengan masalah #EdyOut. Dia justru berharap timnas Indonesia mampu menang atas Filipina malam nanti. ''Pemain dan ofisial punya tekad yang sama untuk mengakhiri Piala AFF dengan kemenangan,'' jelasnya.

Dia lebih ingin menyoroti nasib Bima Sakti. Pria yang disapa Jokdri itu menerangkan, nasib Bima dan siapa yang menjadi pengganti bakal diputuskan dalam kongres tahunan PSSI pada 20 Januari mendatang. Di dalamnya termasuk siapa yang akan mengisi timnas untuk level junior.

Mengenai isu pengaturan skor dalam pertandingan Liga 2 antara PS Mojokerto Putra melawan Aceh United pada 19 November lalu, pria asal Ngawi itu menyatakan belum punya bukti konkret. Karena itu, cukup sulit bagi Komdis PSSI memutuskan hukuman yang pantas bagi pelaku.

---

Mulut Nyelekit Edy

'Waktu yang sangat singkat kita akan berhadapan dengan FFC, AFC, (ada wartawan yang nyeletuk, AFF Pak, Red), 2017 Asian Games, SEA Games.''

(Ketika ditanya wartawan tentang persiapan jangka panjang pada awal-awal kepemimpinan sebagai ketua umum PSSI)

---

''Tanggapannya, saya mau mundur saja jadi ketua umum PSSI! Kamu (saja yang) jadi ketua PSSI. Mudah-mudahan tidak ada yang tewas, deh.''

(Ketika diwawancarai wartawan Tirto pada 13 Oktober 2017 tentang banyak suporter yang meninggal sejak 2016)

---

''Apa urusan Anda menanyakan itu? Bukan hak Anda bertanya kepada saya.''

(Ketika ditanya dalam wawancara dengan Kompas TV soal rangkap jabatan gubernur Sumut dan ketua umum PSSI pada 24 September)

---

''Sudah suatu kebiasaan saya memegang pipi, jika enggak saya megang kepala. Kok larinya (saya dianggap, Red) menampar, gitu? Tangan saya ini besar. Jika nampar orang, sayang sekali. Ya, Anda udah tahulah itu."

(Respons terhadap video yang viral ketika mengelus pipi suporter PSMS di Stadion Teladan, Medan, saat menjamu Persela Lamongan pada 21 September 2018)

---

''Wartawannya yang harus baik. Jadi, kalau wartawannya baik, nanti timnasnya baik.''

(Ketika ditanya wartawan terkait jebloknya prestasi timnas di Piala AFF 2018 pada Kamis, 22 November)

---

PROBLEM PELIK DI ERA EDY

Suporter Meninggal

Tercatat, sejak Edy Rahmayadi menjabat ketua umum PSSI pada November 2016, setidaknya 23 suporter sepak bola tewas dengan berbagai penyebab, baik karena pengeroyokan maupun kecelakaan. Paling menghebohkan adalah kasus Banu Rusman dan Haringga Sirila.

Ya, Banu yang merupakan fans Persita meninggal ketika keributan terjadi musim lalu di Liga 2. Ketika itu, pendukung PSMS Medan yang berbasis tentara menyerbu dan memukuli suporter Persita. Edy Rahmayadi berjanji mengusut, tapi tidak ada kejelasan hingga saat ini.

---

Dugaan Pengaturan Skor

Pada babak delapan besar Liga 2 pada 2018, ada beberapa pertandingan yang dicurigai terjadi pengaturan skor. Dagelan di Sleman ketika PSS Sleman menang 1-0 atas Madura FC melalui gol yang terlihat offside. Lalu, PS Mojokerto Putra yang diduga mengalah saat melawan Aceh United (15/11).

Banyak yang mencurigakan dalam laga itu. Pertandingan lebih telat 10 menit dari laga penentuan lain antara Semen Padang versus Kalteng Putra. Dan, ketika skor 3-2 untuk Aceh United, PSMP mendapat kesempatan penalti. Ternyata Krisna Adi selaku eksekutor menendang dua meter ke arah kiri gawang.

---

Jadwal Kompetisi Berantakan

Selama 2018 Indonesia memiliki agenda olahraga yang padat. Timnas Indonesia cukup sibuk mengikuti sejumlah agenda internasional. Mulai Piala AFF untuk kelompok umur, Piala AFC, Asian Games, hingga FIFA Friendly Match. Ironisnya, kompetisi Liga 1 tetap berjalan saat turnamen seperti Piala AFF 2018 berlangsung.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: