logo
×

Selasa, 13 November 2018

Momentum 212 Itu Sudah Habis, Sudah Tidak Dibutuhkan, Alumni Sudah Curiga Ditumpangi

Momentum 212 Itu Sudah Habis, Sudah Tidak Dibutuhkan, Alumni Sudah Curiga Ditumpangi

NUSANEWS - Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana akan mengegelar kembali reuni alumni aksi 212. Namun diprediksi, tidak akan semarak seperti saat awal kali digelar.

Pengamat politik dari Universitas Pamulang (Unpam) Sonny Majid menilai, bahwa momentum aksi tersebut sudah habis.

Bahkan, dia menilai sebagian besar Alumni 212 sudah mulai curiga bahwa aksi yang akan digelar itu telah ditunggangi gerakan politik untuk Pilpres 2019.

Krena itulah mereka pun memutuskan untuk tidak ikut serta.

Menrut Sonny, selain momennya sudah habis, seharusnya pasca kasus Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) gerakan seperti ini tidak diperlukan lagi.

“Tapi kelompok yang punya kepentingan ini mencoba menunggangi gerakan umat Islam,” jelas Sonny kepada wartawan, Senin (12/11).

Dia menjelaskan, gerakan 212 lahir setelah muncul dugaan penodaan agama oleh Ahok yang kala itu menjabat gubernur DKI Jakarta.

Jutaan umat Islam dari berbagai daerah berbondong-bondong ke Jakarta untuk menggelar unjuk rasa. Mereka menuntut agar Ahok diproses hukum.

“Tuntutan umat Islam akhirnya dipenuhi oleh aparat penegak hukum. Ahok disidangkan dan divonis bersalah. Yang bersangkutan pun sudah menjalani hukuman,” kata Sonny.

Hukuman yang diberikan kepada Ahok telah melegakan mayoritas umat Islam.

Karenanya, umat Islam tidak banyak yang datang saat alumni 212 menggelar reuni pertama tahun 2017 lalu.

Banyak yang merasa aksi ini tidak perlu dilakukan lagi.

Bahkan ada juga yang mulai berprasangka gerakan umat Islam cenderung ditunggangi kepentingan politik praktis.

“Gerakan umat Islam saat itu pun sebenarnya ada yang menunggangi untuk kepentingan politik praktis yaitu Pilkada DKI,” katanya

“Tapi umat Islam memilih tutup mata, yang penting Ahok dipenjarakan,” beber Sonny.

Lebih lanjut, Sonny menyayangkan sikap kelompok penunggang gerakan umat Islam yang selalu mencari momentum untuk melakukan aksi besar.

Teranyar, mereka mempermasalahkan pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Namun, aksi itu justru lebih kental nuansa politik untuk mendukung pasangan calon presiden tertentu.

“Ini juga sedikit aneh. Sebab, gerakan umat Islam itu justru diarahkan mendukung calon yang bukan ulama,” tuturnya.

“Kalau mau fair, umat Islam harusnya mendukung calon nomor urut 01 karena ada Kiai Ma’ruf Amin di sana,” bebernya.

Dia menambahkan, calon wapres nomor urut 01 itu juga telah berkontribusi dalam Aksi 212. Sebab, atas fatwanya aksi itu muncul.

“Fatwa itu dijadikan legitimasi umat Islam dalam aksinya saat itu,” demikian Sonny.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: