
NUSANEWS - PAN sebagai salah satu partai pengusung menyatakan Prabowo dan Sandiaga Uno tak memanfaatkan emak-emak sebagai alat politik. PAN menegaskan justru emak-emak, atas keinginan sendiri, menitipkan aspirasinya kepada Prabowo-Sandiaga.
"Menurut pengamatan PAN, setelah kami berjalan bersama-sama cawapres, lebih dari 70 Kabupaten/Kota, bersama capres juga itu berapa provinsi, justru kami lihat antusiasme emak-emak ini yang secara proaktif mendatangi Pak Prabowo dan Pak Sandi dan menitipkan aspirasinya," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno saat dihubungi detikcom, Sabtu (17/11/2018).
"Justru itu gerakan yang secara otomatis oleh emak-emak untuk menyalurkan apa yang belum terpenuhi. Kalau dilihat dari situ, justru emak-emak punya harapan besar terhadap Pak Prabowo dan Pak Sandi," jelasnya.
Eddy menuturkan, setelah berkampanye keliling ke banyak lokasi, cenderung emak-emak yang proaktif ingin bicara dengan Prabowo atau Sandiaga. Jika tidak dipenuhi, kata Eddy, emak-emak akan cenderung memaksa.
"Justru emak-emak minta waktu ketemu. Kalau mereka tidak dipenuhi waktunya, mereka maksa. Justru dorongan kuat itu datang dari emak-emak," tutur Eddy.
"Karena mereka melihat sosok Pak Prabowo adalah sosok yang tegas, Sandi sebagai seorang pengusaha sukses, juga sebagai Wakil Kadin di bidang UMKM, banyak sekali punya pengalaman, yang bisa memenuhi harapan emak-emak ini," bebernya.
Sebelumnya Hasto Kristiyanto saat konsolidasi di kantor DPC PDIP Kabupaten Bekasi melakukan tanya jawab dengan para kader.
"Program Pak Jokowi apa? Siapa yang bisa jawab?" tanya Hasto.
"Keluarga harapan," jawab seorang perempuan bernama Dewi, yang mendapatkan jaket PDIP.
"Di sana bisanya hanya memanfaatkan emak-emak untuk kepentingan politik. Pak Jokowi menghadirkan kebijakan untuk emak," timpal Hasto.
Eddy Soeparno menyatakan tak ingin pendapatnya dibenturkan dengan pernyataan Hasto karena hubungan dekat keduanya. Namun dia menegaskan bahwa kubu Prabowo-Sandiaga tak hanya memanfaatkan emak-emak untuk kepentingan politik.
SUMBER