
NUSANEWS - Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan PDIP mendukung penuh kesepakatan PBNU dan PP Muhammadiyah untuk menjaga keutuhan NKRI dan Pancasila.
“PDI Perjuangan siap bekerja sama dengan seluruh keluarga besar Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di dalam menjaga Pancasila, NKRI, konstitusi negara, dan kebhinnekaan Indonesia,” jelas Basarah dalam keterangannya, Jumat (2/11/2018).
Menurut Ahmad Basarah, tidak ada keraguan bagi kedua ormas tersebut dalam menjaga Pancasila. Terlebih, Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo secara tegas mengakui Pancasila sebagai asas tunggal.
“Sementara Muhammadiyah dalam Muktamar XLVII di Makassar tahun 2015 menyebut bahwa negara Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah atau negara perjanjian dan tempat bersaksi,” sambung Basarah.
Kontribusi NU dan Muhammadiyah bagi Indonesia juga sangat nyata. Pendiri NU, KH Hasyim Asyari menyerukan Resolusi Jihad. Sementara Muhammadiyah di era kepemimpinan Ki Bagus Hadikusumo, tahun 1948, mendirikan Markas Ulama Angkatan Perang Sabil (MU-APS).
“Semuanya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi militer Belanda,” terang wakil ketua MPR RI tersebut.
Lebih lanjut, pimpinan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) itu juga menyinggung mengenai insiden pembakaran bendera bertuliskan kalimat Tauhid oleh Banser saat peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober lalu. Menurutnya, bendera yang dibakar bukan bendera Tauhid melainkan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), ormas yang sudah dilarang pemerintah.
“PDIP terus melakukan dialog dengan NU dan Muhammadiyah agar umat Islam tidak terprovokasi oleh berbagai upaya adu domba sesama umat Islam dan bangsa Indonesia,” imbuh Basarah.
SUMBER