logo
×

Jumat, 23 November 2018

Prabowo Sayang Tukang Ojek

Prabowo Sayang Tukang Ojek

OLEH: ZENG WEI JIAN

PERIODE April 2016, kecelakaan sepeda motor terjadi sebanyak 514. Di Jakarta saja. Setiap tahun angkanya naik sekitar 10 persen.

Di Amerika, going by metric, supir truck dan material moving occupations are at the top of the list, with 1,388 fatal injuries in 2016.

Di Jepang, rickshaws driver atau penarik becak masuk kategori "pekerjaan resiko tinggi", as measured by fatal work injury rate.

Dengan angka kecelakaan sepeda motor, pekerjaan ojek online masuk kategori: "high risk". Income tidak seberapa, nyawa taruhannya. Panas. Kehujanan. Diomelin. Tidak boleh masuk mall dan hotel.

Saya kira, ojol-driver masuk satu kelas dengan pekerja konstruksi, structural iron and steel workers, roofers, lumberjack, land mine remover, alligator wrestlers, lion tamers (pawang macan) dan sebagainya.

Beda dengan aircraft pilots, ojol-driver pernah merilis aksi demonstrasi menuntut provider menyesuaikan tarif.

Pemerintah tidak sanggup buka 10 juta lapangan kerja. Janji doang. Sarjana hukum terpaksa ngojek. Orang tua mana yang tidak sedih.

Kurang lebih, itu pula keprihatinan Pak Prabowo Subianto sebagai orang tua. Ojol-driver jangan mau dihasut membencinya yang hendak mengangkat derajat rakyat. [***]

Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak).

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: