logo
×

Selasa, 13 November 2018

Rupiah Kembali Melemah Nyaris Rp 15.000 per USD, Ini Kata Sri Mulyani

Rupiah Kembali Melemah Nyaris Rp 15.000 per USD, Ini Kata Sri Mulyani

NUSANEWS - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah di perdagangan hari ini. Pagi tadi Rupiah dibuka di level Rp 14.863 per USD, atau melemah tipis dibanding penutupan minggu lalu di level Rp 14.820 per USD.

Mengutip data Bloomberg, Rupiah terus bergerak melemah usai pembukaan, Rupiah berada di posisi Rp 14.928 per USD, dan kembali menguat pada sore ini di level Rp 14.805 per USD.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pergerakan nilai tukar Rupiah memang dipengaruhi oleh sentimen global maupun domestik. Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan pencegahan untuk mengurangi dampak terhadap perekonomian Indonesia.

"Waktu penguatan kemarin juga didominasi sentimen yang berasal (dari dinamika global). Kondisi global harus terus kita jaga dan waspadai sehingga bagaimana menjaga ekonomi kita," kata Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Jakarta, Selasa (13/11).

Bendahara Negara ini mengatakan, terkait dengan kondisi dalam negeri faktor current account deficit (CAD) masih menjadi tekanan terhadap mata uang Garuda. Oleh karena itu, kata dia pemerintah terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan seluruh pelaku usaha untuk menekan defisit.

"Mengenai CAD, saya rasa kita sudah membahasnya dalam sidang kabinet, dalam menko perekonomian, langkah-langkah yang dilakukan bersama kementerian/lembaga terutama dunia usaha dan dengan BI, OJK. Kami akan jalankan (program mengurangi CAD) dan monitor terus," pungkasnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan III-2018 meningkat sejalan dengan menguatnya permintaan domestik. Defisit transaksi berjalan pada triwulan III-2018 tercatat sebesar USD 8,8 miliar atau 3,37 persen terhadap PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar USD 8,0 miliar atau 3,02 persen terhadap PDB.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: