logo
×

Kamis, 13 Desember 2018

Terungkap! Tak Hanya Dianiaya, Bocah SD Itu Diperkosa Ayah Tirinya

Terungkap! Tak Hanya Dianiaya, Bocah SD Itu Diperkosa Ayah Tirinya

NUSANEWS - PENGANIYAAN yang dialami SMH (12), anak perempuan kelas VI Sekolah Dasar (SD) oleh ayah tirinya ternyata menguak kisah miris lainnya.

SMH ternyata tidak hanya mendapat kekerasan fisik dari MS (35). SMH juga kerap mengalami pelecehan seksual.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tapanuli Selatan, AKP Ismawansa SIK, mengungkapkan, jika pelaku memiliki motif melakukan pemerkosaan yang berujung pada penganiyaan menggunakan senjata tajam pada anak tirinya itu.

Sebelumnya atau selama dalam asuhan pelaku, korban juga mendapat perlakuan pelecehan secara seksual.

“Pemerkosaan. Sebelumnya ada pelecehan seksual sudah terjadi,” terangnya melalui sambungan aplikasi perpesanan, kemarin.

Dari pengakuan nenek korban, sepekan terakhir ini, SMH tinggal bersamanya di Desa Sitaratoit, Kecamatan yang sama. Namun belakangan, korban dijemput dengan alasan akan bersekolah di Desa Lobulayan Sigordang.

Selanjutnya, pada Minggu (9/12) siang, pelaku meminta akan mengantarkan korban kembali ke rumah neneknya di Desa Sitaratoit.

“Kalau ceritanya saya tak tahu. Tapi kata ibunya, dia mau kembali ke Sitaratoit. Kalau kau tidak betah di sini, ayo biar kuantar kau ke rumah nenekmu, kata ayah tirinya,” cerita nenek SMH, sembari menahan derai airmata.

Di sisi lain, Sahlan Hasibuan, ayah korban, merasa bahwa anak satu-satunya ini mendapat pelakuan tidak baik dari ayah tirinya. Ia menduga, jika anaknya ini mau diasingkan dari keluarga itu.

“Mereka berfoto, sama anak mereka yang satu lagi, tapi tak ikut si S (korban). Dia cuma dibuat merawat anak mereka itu. Bagaimanalah itu, apa memang sudah diniatkan mereka menyingkirkan anakku itu?” kata Sahlan dengan nada meninggi.

Sahlan merupakan duda dari Puli Pulungan. Puli Pulungan telah menikah dengan pelaku Martua Siregar sejak empat tahun lalu. Dari pernikahan ini mereka telah dikaruniai seorang putri yang saat ini memasuki usia tiga tahun.

Saat ini, SMH masih dirawat di Ruang Anak RS TNI AD, Losung Batu, Kota Padangsidimpuan.

LPA Berharap Psikiater Dampingi Korban

Lembaga Perlindungan Anak Tapsel, Selasa (11/12) siang mengunjungi korban yang tengah dirawat di Ruang Anak RS TNI AD, Losung Batu, Kota Padangsidimpuan.

Ketua lembaga di bawah asuhan Komnas PA ini, Muhammad Taufik Saleh Harahap, melihat ketertekanan pada korban anak ini. Mata anak yang duduk di bangku kelas VI Sekolah Dasar itu masih waspada melihat orang yang belum dikenalnya.

Dari runutan cerita keluarga, Taufik mendapat pengakuan, bahwa selama ini pelaku juga diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap korban. Serta berbagai ancaman. Termasuk akan menghentikannya bersekolah.

“Sangat miris. Kami melihat, anak kita ini membutuhkan pendampingan secara psikis,” katanya mengaku tak sanggup untuk mengajak korban sekadar bertutur sapa.

Masih dari pengakuan keluarga yang didapati Taufik. Korban sebelumnya tinggal bersama neneknya dan bersekolah di sana. Namun belakangan, setelah ibunya, Puli Pulungan dinikahi pelaku, korban pun tinggal bersama dan disekolahkan di Desa Lobulayan.

“Kakak kita (ibu korban) ini, kan bekerja sebagai pedagang sayur di pasar. Jadi pagi sudah gak di rumah itu. Beberapa waktu terakhir ini, di sini anak kita ini sering murung dan ingin terus pindah ke rumah neneknya. Tapi kalau pindah, ancamannya tidak akan disekolahkan. Sementara nenek ini secara biaya sudah tidak sanggup lagi,” ungkapnya.

Ketua LPA ini berharap, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas PP dan Perlindungan Anak memberikan pendampingan secara psikolgi. Taufik kemudian berterimakasih dan akan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk memberi pendampingan secara hukum.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: