
DEMOKRASI - Ketua tim kuasa hukum paslon 02 Bambang Widjojanto atau akrab disapa BW, menduga kuat Pilpres 2019 diwarnai aksi jual beli suara.
BW lantas mengungkit dugaan kasus korupsi jasa distribusi pupuk yang menyeret politikus Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.
"Misalnya kasus Sidik Bowo. Sidik Bowo yang ketahuan (menyiapkan amplop sebanyak) 400 ribu kan. Lawyernya bilang satu juta," kata BW di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (14/6).
BW mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menyita 400 ribu amplop dari kantor PT Inersia milik Bowo. Informasi yang disampaikan KPK, kata dia, 400 ribu amplop itu rencananya digunakan untuk serangan fajar terkait pencalonan Bowo di Pileg 2019.
Hanya saja, BW menduga, ratusan ribu amplop yang disita KPK dari kasus yang menyeret Bowo, berkaitan erat dengan Pilpres 2019.
"Itu di daerah Jawa Tengah satu, kalau seluruh Jawa Tengah, itu kan fenomena puncak gunung es," ungkap BW.
Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menduga politik uang tidak hanya terjadi dalam kasus Bowo. Dia menyebut, pembelian suara juga masif dilakukan untuk memenangkan paslon tertentu di Pilpres 2019.
"Jadi, dalam pemilu kali ini bisa terbongkar yang namanya vote buying yang begitu massif," ungkap BW.
SUMBER