logo
×

Jumat, 09 Agustus 2019

Wafatnya Mbah Moen, Kontroversi Habib Rizieq Dan Permintaan Keluarga Jangan Ada Politisasi

Wafatnya Mbah Moen, Kontroversi Habib Rizieq Dan Permintaan Keluarga Jangan Ada Politisasi

DEMOKRASI - Kabar duka pada Selasa (6/8) lalu menyelimuti Indonesia. Seorang ulama kharismatik yang juga Mustasyar PBNU KH Maimoen Zubair wafat pada waktu subuh Mekkah Al Mukaromah.

"Telah berpulang ke rahmatullah KH Maimun Zubair hari ini Selasa 6 Agustus 2019 pukul 04.17," demikian pernyataan yang ditulis akun resmi PBNU, Selasa (6/8).

Diketahui, Mbah Moen -sapaan akrabnya- wafat pada usia 90 tahun. Ia lahir pada 28 Oktober 1928. Semua tokoh, pimpinan ormas maupun petinggi parpol merasa kehilangan sosok pemersatu bangsa itu.

Sebelum berangkat haji, Mbah Moen pada Sabtu (27/7) sempat bertandang ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Ia membawa putranya Taj Maimoen Zubair yang juga wakil Gubernur Jawa Tengah.

Presiden Joko Widodo menyampaikan ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya Mbah Moen. "Serban hijau ini dikalungkan sendiri oleh Kiai Haji Maimun Zubair. Hari ini, sang empunya sorban wafat di Mekkah," tulis Jokowi dalam akun twitter, Selasa (6/8).

Selain itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas kabar meninggalnya KH. Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen.

Jubir Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, Prabowo berpesan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk berdoa bersama dengan menggelar salat ghaib untuk mendiang Mbah Moen.

"Khususnya umat Islam mari kita doakan beliau dengan menggelar shalat ghaib di masjid-masjid dan pesantren di seluruh Indonesia," katanya.

Diketahui, jenazah Kiai Maimun Zubair dimakamkan di Tanah Suci Mekkah seusai sholat dzuhur. Hal itu diputuskan usai pihak keluarga musyawarah menentukan lokasi pemakaman.

Muhammad Jibril Suud, yang juga orang dekat Mbah Moen menjelaskan, nantinya jenazah almarhum akan ditempatkan di dekat para guru dan almarhumah istri Nabi Muhammad SAW.

"Dekat dengan Sayidah Khodijah Al Kubro RA, guru beliau Sayid Alawi Al Maliki, dan juga Abuya Sayid Muhammad Alawi Al Maliki," terang Jibril kepada Kantor Berita RMOL, Selasa (6/8).

Sesaat kemudian, viral di media sosial Imam Besar FPI Habib Muhamad Rizieq Shihab membacakan doa pemakaman Mbah Moen.  Informasi soal Rizieq yang memimpin doa lalu dibantah oleh Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Subhan Cholid.

Ia mengungkapkan prosesi pemakaman ulama kharismatik, KH Maimun Zubair dipimpin langsung oleh Imam Masjidil Haram, Sayyid Ashim bin Abbas bin Alawi al-Maliki di Jannatul Mala.

Jenazah pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang itu, kata Subhan mendapat penghormatan disolatkan di Masjidil Haram oleh jutaan jamaah haji.

"Prosesi pemakaman Mbah Moen ini dari awal hingga akhir dipimpin oleh Menteri Agama, Bapak Lukman Hakim Syaifuddin dan Dutabesar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh," ujarnya.

Dua hari setelah Mbah Moen wafat, Pada Kamis (8/8) putranya KH Kamil Majid Maimoen Zubair, Taj Maimoen Zubair dan beberapa anggota keluarga lainnya sowan ke kediaman Rizieq Shihab. Taj Maimoen, menyatakan pertemuan dengan Rizieq merupakan pesan dari Kiai Maimoen Zubair, yang tak lain ayah dari Gus Yasin untuk menjaga silaturahim dengan siapapun.

“Kami menjaga silaturahim, apa yang dipesankan Kiai Maimoen juga itu bagian kita merajut semuanya,” katanya, Jumat (9/8).

Gus Yasin -sapaan akrabnya- menambahkan, selain silaturahim, pertemuan dirinya dengan Habib Rizieq sekaligus menjadi ajang bagi keluarga besarnya untuk mengucapkan terima kasih atas perhatian kepada sang ayah.

“Karena tadi rangkaiannya sudah mendoakan, kita berterima kasih, itu saja. Enggak ada unsur politik atau apa, saya berharaplah, kita tahu di media sudah seperti itu, Kiai Maimoen sudah bahagia kenapa kita bikin permasalahan di meninggalnya Kiai Maimoen ini,” katanya.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: