logo
×

Sabtu, 07 September 2019

Mobil Esemka Disindir, Istana Minta Jangan Nyinyir

Mobil Esemka Disindir, Istana Minta Jangan Nyinyir

DEMOKRASI - Partai Gerindra menyoroti mobil Esemka yang peluncuran perdana mobil dan fasilitas produksinya dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Gerindra meragukan Esemka sebagai mobil karya anak bangsa Indonesia.

Politikus Gerindra Andre Rosiade mempertanyakan mobil Esemka ini. Menurutnya, mobil ini sangat mirip dengan mobil produk pabrikan China.

"Mohon maaf, Pak Jokowi. Saya mau tanya, kok mobil Esemka yang pabriknya diresmikan kemarin mirip dengan mobil produk China alias Tiongkok?" kata Andre kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).

"Apakah ini produksi dalam negeri atau merakit mobil dari Tiongkok tapi dikasih merek Esemka? Mohon pencerahannya, Pak Jokowi. Kok beda ya antara yang diuji dan dipakai Pak Jokowi waktu jadi Wali Kota dengan yang diproduksi," sambung Andre.

Mobil Esemka (kanan) dan mobil pabrikan China (kiri) yang dituding mirip Foto: dok detikcom

Andre berharap peluncuran mobil Esemka bukan hanya untuk menjawab kritik publik. "Bukan mobil rakitan dari Tiongkok lalu dikasih merek Esemka," ujarnya bernada sindiran.

Andre Rosiade Foto: Samsuduha Wildansyah/detikcom

Partai Gerindra lewat akun Twitter resminya @Gerindra juga mencuitkan sejumlah hal soal mobil Esemka. Gerindra awalnya menanggapi cuitan Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah.

"Menyambut gembira beroperasinya pabrik mobil Esemka milik PT Solo Manufaktur Kreasi di Boyolali, hari ini, beserta fasilitasnya. Kendati bukan mobil nasional, sebagai produk dalam negeri, tentu kehadiran Esemka memberikan efek berantai bagi industri pemasok lokal lainnya," cuit Jokowi saat itu lewat akun Twitter @jokowi.

Akun Twitter Gerindra pun meretweet cuitan Jokowi itu. "Menggunakan komponen yang didatangkan dari China, pabrik Esemka hanya menjadi tempat perakitan mobil," tulis @Gerindra.

Partai Gerindra menyebut, pabrik Esemka di Boyolali hanya digunakan untuk merakit komponen bodi dan interior. Gerindra menyebut mesin sudah terpasang pada rangka pada saat diimpor.

"Mobil Esemka tersebut hanya berstandar Euro 2. Jadi empat di antaranya yang bermesin bensin dipastikan tidak bisa diproduksi massal karena berstandar Euro 2. Sebab, sejak 7 Oktober 2018, semua mobil baru bermesin bahan bakar bensin wajib berstandar Euro 4," demikian cuitan lain akun @Gerindra menanggapi mobil yang diproduksi PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) itu.

Pihak Istana pun langsung merespons Gerindra. "Seribu kali kita komentari soal apa yang dilakukan mobil Esemka, oleh pemerintah, oleh ini itu seribu kali tetap dinyinyiri," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).

Ngabalin meminta Andre dan Gerindra memberikan kritik yang membangun. Bukan sekadar nyinyir dengan apa yang dilakukan pemerintah.

Ali Mochtar Ngabalin Foto: dok detikcom

"Masak sih nggak move on-move on? Move on, dong. Berikan kritik yang membangun pencerahan bagi masyarakat. Jangan begitu narasinya. Itu saran Abang sebagai orang pemerintah, sebagai orang dari Istana. Nggak usah nyinyir begitu, nanti orang punya penilaian miring kepada Andre Rosiade, Fadli Zon dkk," tuturnya.

Baca juga: PAN Minta PT Esemka Jelaskan soal Tudingan Mirip Mobil China

"Selamat aja untuk Andre terpilih jadi anggota DPR, dilantik nanti tanggal 1 semoga lebih baik dari seniornya," imbuh Ngabalin.

Ngabalin juga mempersilakan DPR memanggil pemerintah untuk menjelaskan soal mobil Esemka. Jadi, kata dia, tidak ada lagi kesimpangsiuran terkait mobil Esemka ini.

"Supaya tidak seliweran simpang siur, DPR kan punya fungsi kontrol kepada pemerintah, jangan berteriak-teriak seperti gelandangan di tengah jalan, nggak usah, panggil aja pemerintah ke DPR. Jadi panggil aja ke DPR, susah banget. Ada kan regulasinya itu," tegasnya.

Sejumlah partai juga merespons keraguan Gerindra ini, salah satunya Golkar yang merasa heran. Menurut Golkar, seharusnya peluncuran mobil produk dalam negeri disambut dengan baik, bukan sebaliknya.

"Mereka ini maunya apa sih? Presiden Jokowi memenuhi harapan rakyat untuk mendorong mobil berbasis pada industri dalam negeri kok masih nyinyir. Memang kalau orang yang tidak punya prestasi ya hanya bisa nyinyir dan sinis," kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily.

"Kita tahu bahwa dalam Pilpres 2019 yang lalu mobil Esemka ini kerapkali dijadikan sebagai alat politik untuk menyerang Presiden Jokowi. Setelah diluncurkan, kok masih saja begitu," imbuh dia.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu mengatakan mobil Esemka memang belum sepenuhnya berkonten dalam negeri. Tetapi lebih dari 60 persen komponennya dari industri otomotif lokal.

"Seharusnya mereka bangga atas rintisan industri mobil produk dalam negeri yang sepenuhnya menjadi dihasilkan dari swasta. Walaupun sepenuhnya belum 100 persen berkonten dalam negeri, peluncuran Mobil Esemka ini dengan berbagai varian produk seharunya disambut dengan gembira. Mobil bermerek Esemka merupakan produksi PT Solo Manufaktur Kreas,i yang menyerap komponen otomotif dalam negeri, khususnya yang diproduksi Industri Kecil dan Menengah (IKM)," tutur Ace.

"PT SMK telah bekerja sama dengan lebih dari 30 industri penyedia komponen otomotif lokal dan sudah melakukan persiapan untuk produksi massal. Selain itu, saat ini tenaga kerja yang sudah bekerja sebanyak 300 orang. Saat ini, komponen dalam negeri (TKDN) sudah lebih dari 60 persen. Untuk sebuah rintisan industri otomotif, ini merupakan langkah yang luar biasa. Langkah ini pasti akan memberikan efek ekonomi ganda bagi perekonomian kita," sambungnya.

PAN juga ikut menanggapi. PAN menilai polemik soal mobil Esemka ini harus segera diakhiri dengan meminta pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) menjelaskan detail soal produksi Esemka.

"Polemik soal mobil Esemka ini harus diakhiri. Harus dimulai dari keterbukaan pihak manajemen mobil Esemka. Mereka perlu menjelaskan berbagai hal terkait produksi mobil Esemka tersebut. Pihak manajemen dituntut untuk menjelaskan investor yang terlibat, tenaga ahli yang bekerja, sistem distribusi dan pemasaran, serta hal-hal lain yang perlu diketahui masyarakat. Tidak ada yang salah dalam memproduksi mobil Esemka tersebut. Tetapi tentu rasa ingin tahu masyarakat harus juga disahuti," kata Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Sabtu (7/9).

"Mungkin karena sudah lama ditunggu-tunggu, akhirnya ada pertanyaan-pertanyaan bernada ingin tahu dari masyarakat. Sebagai calon konsumen, masyarakat tentu punya hak untuk mendapatkan informasi. Lagian, tidak perlu ada yang ditutup-tutupi dalam setiap pekerjaan yang diyakini dan dinilai baik," sambungnya.

detikcom sudah menghubungi Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka)

Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya Foto: M Luthfi Andika

untuk meminta tanggapan terkait tudingan Gerindra ini. Eddy mengatakan belum bisa menjawab karena sedang sibuk di pabrik. Dia berjanji segera merespons dan menjawab tudingan itu.

Namun sebelumnya, Eddy pernah menjawab tudingan Esemka hanya ganti logo. "Cuma ganti emblem dari mobil China? Lalu buat apa kami kerja sama dengan para supplier, buat apa kami kerja sama. Kami bekerja sama dengan mereka, seperti ban, pelek, knalpot, sasis kargo," kata Eddy beberapa waktu lalu kepada detikcom.

"Kalau kita ganti emblem, ngapain kita bangun insfrastruktur ini (mendirikan pabrik-Red)," sambungnya. (dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: