DEMOKRASI.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi nyungsep di kuartal III-2019 yang resmi ditutup seiring bulan September berakhir.
Tren pertumbuhan menurun memang tengah terjadi di tahun ini. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2019 tumbuh sebesar 5,05 persen.
Sementara itu, sejumlah pihak sudah menyampaikan rasa pesimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di atas 5 persen di kuartal III-2019.
Sekuritas-sekuritas besar asing juga memproyeksikan ekonomi Indonesia bakal nyungsep. Seperti JP Morgan Chase yang memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,9 persen, sedang Deutsche Bank memperkirakan di level 4,8 persen.
Analis ekonomi politik, Kusfiardi menilai ada dua kementerian yang bertanggung jawab atas pelemahan ekonomi tanah air.
Keduanya adalah Kementerian Keuangan yang dipimpin Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kementerian Perdagangan yang dipimpin Enggartiasto Lukita.
“Sri Mulyani cs gagal dalam mengelola potensi keuangan negara,” terangnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/10).
Sementara Enggar, kata Kusfiardi, terlalu gemar melakukan impor. Kebijakan itu tidak hanya melemahkan ekonomi rakyat, tapi juga membuat rakyat menjadi malas berproduksi lantaran produknya kalah dengan barang impor yang dihadirkan.
“Menteri perdagangan tidak peduli dengan kepentingan ekonomi nasional dan lebih memilih untuk membuka kran impor dibanding melakukan upaya proteksi terhadap aktivitas perekonomian nasional kita," tuturnya. [rm]