DEMOKRASI.CO.ID - Narasi politik Joko Widodo (Jokowi) yang telah dibangun sebagai politisi yang lahir dari rakyat dan tidak akan melibatkan keluarganya dalam urusan politik praktis sepertinya akan menjadi isapan jempol belaka.
Putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka (Mingu (6/10) kemarin memberi pernyataan mengejutkan ke awak media bahwa siap meninggalkan bisnisnya dan akan serius berpolitik.
Target awalnya adalah merebut kursi Walikota Solo tahun 2020 mendatang. Selain itu di kota yang berbeda, menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution disebut juga akan mencalonkan diri sebagai walikota Medan.
Menanggapi hal itu Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengaku tidak kaget dengan pilihan politik keluarga Presiden Jokowi. Adi melihat, di Indoensia kecenderungan keluarga presiden tidak bisa jauh dari lingkaran penguasa.
"Itu fenomena politik biasa anak presiden dan keluarga terdekatnya terjun ke politik. Kecenderungan politik kita saat ini seperti itu. Politisi, pejabat, tak jauh dari lingkaran penguasa," demikian kata Adi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/10).
Lebih lanjut, Adi menyebutkan pilihan Gibran terjun ke politik bisa disebut sebagai cara keluarga Jokowi mengkapitalisasi jabatan untuk melanggengkan kekuasannya.
Publik, kata Adi tentu sangat ingin Jokowi berbeda dengan Presiden sebelumnya. Masyarakat berharap Jokowi tidak tergoda kekuasaan dengan tidak melibatkan anak dan keluarganya dalam kepentingan politik praktis.
"Minimal ada role model pemimpin yang menjauhkan keluarganya dari politik. Tapi beginilah politik kita godaan untuk berpolitik cukup kuat. Tak bisa ditolak oleh siapapun," pungkasnya. [rm]