logo
×

Selasa, 08 Oktober 2019

Komunis Itu Manusia Munafik

Komunis Itu Manusia Munafik

Oleh: Haz Pohan*

Ketika kutanyakan pada seorang teman apa itu kapitalisme?  Dia jawab: “sistem penindasan oleh manusia terhadap manusia,” atau ketika diajarkan sejarah di SMA guruku bilang: “l’exploitation de l’Homme par l’Homme,” dalam bahasa Prancis.  Terus kutanya: “kalau sosialisme?”

Jawabnya: “mau jawaban teoritis atau praktis?” Kalau teoritis, sosialisme itu penghapusan eksploitasi manusia terhadap manusia.  “Kalau dalam artian praktis, on the other way around.” Podo.

Di jaman Breshnev pada masa Uni Soviet, beliau adalah kolektor mobil-mobil super mahal. You name it!  Di garasinya semua ada. Bermacam-macam mobil mewah dan mahal. Tentu mobil-mobil buatan barat sejenis Rolss-Royce, Mercedes, Ferari dan entah apa lagi.  Rakyatnya tak ngerti kapan Brezhnev sempat trek-trekan.  Atau dia cuma seorang kolektor.

Kenapa tidak kolektor Zhiguli atau Lada (Soviet), Skoda (Cekoslavakia), Trabant (Jerman Timur), atau ZIL (limousine ala Soviet, official car di negeri-negeri komunis) maupun limousine versi sedang Chaika, Moskvitch atau Zaporozhets, atau Volga yang kendaraan pejabat eselon-1 (Soviet) Syrena atau Polonez (Polandia), Dacia (Romania). Tanyalah dia, kenapa.

Di zaman komunis itu pimpinan negara hidup bermewah-mewah, tetapi mengklaim representasi kaum proletar, atau istilah sosialisme Indonesia sekarang: ‘wong cilik’.  Rakyatnya cuma dikasi makan propaganda: panen sukses, produksi manufaktur meningkat tajam, infratruktur sukses.  Cuma kalau ke toko barang-barang itu tak ada.  Ekonomi mandeg.

Ketika ada event-event internasional tiba-tiba toko kebanjiran suplai.  Mal-mal di zaman dulu semacam Glávnyj Universáľnyj Magazín (GUM) atau toko universal utama, dan ”Tsentralʹnyĭ Universalʹnyĭ Magazin (TSUM) atau toko universal sentral, di dekat Kremlin itu tiba-tiba dipenuhi barang import.  Tidak jauh-jauh, berasal dari negeri-negeri sosialis jaman Pakta Warsawa itu.  Sesekali muncul juga barang-barang produk Finlandia, negeri tetangga Uni Soviet itu.

Mereka ingin menunjukkan ke dunia luar yang sedang bertandang, negeri ini kaya raya, dan rakyatnya senang.  Besok kaum proletar itu antri Vodka lagi.

Kalau di jaman sekarang orang menyebut ‘rejim pembohong’ merekalah penguasa-penguasa Politbiro Partai Komunis di masa Perang Dingin.  Rakyat sudah terbiasa dibohongi, ditipu.  Mau apa lagi?  Macam-macam bakal dikirim ke Siberia, wilayah yang berlapis salju sepanjang tahun itu.  Makanya, kalau taktik tipu-tipu itu dimiliki rejim-rejim komunis, atau peniru gaya pemerintahan komunis.  Rakyat cuma mengelus dada.  Ditipu? Sudah biasa!  Ini soal mentalitas!

Kemarin dieskpos berita, Kim Jong-un ternyata penyuka Benz, mobil mewah buatan Jerman yang di sini disebut: “Mercy”.  Dia juga kolektor mobil-mobil mewah.

Wartawan memang tertarik pada hal-hal unik tentang perilaku manusia hipokrit komunis.

Mereka memantau, pada 14 Juni 2018, dua kendaraan lapis baja Mercedes-Maybach S600 Guard dikirim dari Pelabuhan Belanda Rotterdam, menuju perjalanan yang akan memakan waktu berbulan-bulan dan melihat mobil-mobil itu diangkut ribuan mil melalui enam negara, seperti dilaporkan oleh, menurut laporan baru dari Washington-based Center for Advanced Defense Studies (C4ADS), yang bermarkas di Washington.

Setelah berhenti di Cina, Jepang, Korea Selatan dan Rusia, kedua mobil – masing-masing bernilai sekitar $ 500.000 – diyakini telah diterbangkan ke tujuan akhir mereka, Pyongyang. Dan di ibukota Korea Utara, hanya ada satu pelanggan yang kemungkinan membutuhkan jenis perjalanan ini.

Asal dan perjalanan dua kendaraan mewah Mercedes terungkap dalam laporan C4ADS.  Sanksi yang dikeluarkan oleh PBB seyogianya melarang perusahaan dan individu dari Barat menjual barang mewah ke Korea Utara.

C4ADS mencatat Korea Utara mengimpor setidaknya senilai USD. 191 juta barang mewah dari 2015 hingga 2017, suplai dari sekitar 90 negara.

Mercedes-Maybach S600, tidak diragukan lagi, mewah. Ini dilengkapi dengan kursi memijat kulit dan baju besi untuk melindungi penumpang dari amunisi inti baja yang ditembakkan dari senapan serbu dan dari perangkat peledak.

Kabarnya, Kim Jong-un biasanya terlihat sedang dikemudikan di dalam apa yang diyakini sebagai limusin lapis baja Mercedes-Maybach Pullman Guard, yang membawa label harga lebih dari USD. 1 juta. Diyakini bahwa itu adalah kendaraan yang dikawal oleh pengawal keamanannya selama pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tahun lalu.

Ketika Kim bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Agustus 2018, tampak mobil Rolls-Royce mengantarkan pemimpin Korea Utara itu.

Dia hobi bermewah-mewah.  Ada kesenangan atau kebanggaan? Entahlah. Yang jelas, demi membawa Mercy itu ke negerinya, semua jalan ditempuh. Halal.

Daimler, produsen Benz menyatakan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Korea Utara selama lebih dari 15 tahun.  Tetapi, nyatanya barang itu ada di garasi Kim Jong-un.

“Penjualan kendaraan oleh pihak ketiga, terutama kendaraan bekas, berada di luar kendali dan tanggung jawab kami. Kami selalu menyelidiki kendaraan yang ditampilkan pada foto-foto di media secara menyeluruh. Namun, tanpa nomor identifikasi kendaraan tidak mungkin menemukan jejak konkret,” Benz berusaha menjelaskan.

C4ADS menyimpulkan bahwa Korea Utara memiliki serangkaian skema yang kompleks dan terus berkembang untuk mendapatkan barang-barang mewah, seperti mobil Kim, untuk mengendalikan kontrol ekspor global. Laporan itu menyimpulkan Pyongyang telah mengimpor 803 kendaraan mewah dari 2015 hingga 2017, dengan mayoritas berasal dari perusahaan Rusia.

Untuk menghindari embargo itu Mercedes milik Kim Jong-un jalannya berliku-liku. Kedua Mercedes meninggalkan Rotterdam ke Dalian, kemudian menuju Osaka, Jepang, dan Busan, Korea Selatan. Dari Korea Selatan, mereka dikirim dengan kapal yang disebut DN5505, sesuai dengan bill of lading.

Dengan DN5505 dari Korea Selatan, Mercy itu dibawa ke Nakhodka, Rusia. Kemudian dibawa kembali ke Busan, Korea Selatan dan dibawa lagi ke Rusia, tepatnya di pelabuhan Vladivostok.  Dari sini, Mercy itu diterbangkan dengan pesawat kargo Rusia Ilyushin-76.

“Korea Utara memperoleh barang-barang mewah kelas atas melalui jaringan penyelundupan luar negeri yang sama dengan barang selundupan lainnya. Akibatnya, deteksi dan penyitaan mereka dapat menjadi cara untuk mendorong tindakan terhadap operasi pengadaan inti rezim Kim,” laporan itu menemukan.

“Barang-barang mewah kelas atas berbagi fitur-fitur utama dengan barang-barang sekali pakai untuk program senjata Korea Utara: mereka langka, produk-produk khusus dengan nilai uang tinggi dan simbol penting bagi rezim Kim.”

Begitu mungkin teknik Korea Utara menghindari tekanan embargo.  Barang-barang makanan bisa langka sehingga menimbulkan kelaparan, tetapi hobi barang mewah tak tertahankan di negeri komunis ini.  Bukan untuk wong cilik, tetapi penguasa negeri, politbiro dan terutama Kim Jong-un yang sedang bermegaloma itu.

* Pemred DailyNews Indonesia
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: