logo
×

Kamis, 24 Oktober 2019

Menag bukan NU, Komandan Densus 99 Banser: Ansor & Banser tak Mau Urus Lagi Radikalisme

Menag bukan NU, Komandan Densus 99 Banser: Ansor & Banser tak Mau Urus Lagi Radikalisme

DEMOKRASI.CO.ID - Ketua Bidang Kajian Strategis Pengurus Pusat GP Ansor, Mohammad Nuruzzaman mengapresiasi Kabinet Indonesia Maju jilid II pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Pertama saya atas nama Ansor mengapresiasi apa yang sudah dilakukan pak Jokowi di kabinet Indonesia Maju," kata Panglima Densus 99, Nuruzzaman kepada Okezone, Rabu (23/10/2019).

Menurutnya, pembentukan kabinet Jokowi kali ini dinilai tepat terlebih banyak menteri diminta untuk mengurusi tugas khusus terkait penanganan radikalisme.

"Misal Menkopolhukan dapat tugas khusus radikalisme, Menhan juga radikalisme, dan Kementerian Agama juga dari tentara ditugaskan khusus melawan radikalisme. Nah kami apresiasi karena mereka konsen terhadap radikalisme di Indonesia," tuturnya.

Selama ini kata dia, Ansor dan Banser berjuang untuk menangkal persoalan radikalisme dan minimnya kehadiran negara. Untuk itu mulai saat ini pihaknya tidak akan lagi mengurusi persoalan radikalisme dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

"Ansor, Banser akan kembali ke barak melakukan konsolidasi internal penguatan kaderisasi, nah urusan radikalisme kita serahkan ke negara dan tidak akan ikut-ikut lagi urusan itu," terangnya.

Adapun terkait Menag yang bukan dari kalangan NU, ia tidak mau mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya pemilihan menteri merupakan hak presiden.

Apalagi kata dia, Menag sendiri juga saat ini memiliki tugas khusus untuk menangkal radikalisme, sehingga dengan pemilihan Fachrul Razi yang memiliki latar belakang militer cocok menangani persoalan tersebut.

"Pernyataan pak Jokowi jelas kenapa milih Menag Fachrul Razi karena ditugaskan penangkalan radikal karena itu artinya pemerintah mau fokus urus radikalisme. Kalau soal Menteri itu hak Presiden, kita engak ikut-ikut tapi kita apresiasi kerja presiden dan kita tidak akan ikut-ikut soal radikalisme," tukasnya. [*]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: