logo
×

Jumat, 11 Oktober 2019

Ninoy Karundeng: Pak Iskandar Disuruh Salah Satu Tersangka Agar Menyampaikan Tidak Ada Penyiksaan Di Masjid

Ninoy Karundeng: Pak Iskandar Disuruh Salah Satu Tersangka Agar Menyampaikan Tidak Ada Penyiksaan Di Masjid

DEMOKRASI.CO.ID - Buzzer Presiden Jokowi, Ninoy Karundeng yang menjadi korban penganiayaan mengaku telah bertemu dengan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat, atas nama Iskandar.

Mereka bertemu di ruang penyidik Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis kemarin (10/10).

Pada saat bertemu, kata Ninoy, Iskandar yang juga merupakan saksi menyebut bahwa dia diperintahkan oleh salah satu tersangka untuk menyampaikan kepada media bahwa tidak adanya pemukulan di dalam masjid.

Saya sudah bertemu dengan Pak Iskandar dan Pak Iskandar menyatakan bahwa dia disuruh oleh salah satu tersangka untuk memberikan pernyataan-pernyataan yang sudah tersebar di video tersebut," ucap Ninoy kepada wartawan di depan Gedung Resmob Polda Metro Jaya, Jumat siang (11/10). Hari ini dia menjalani pemeriksaan lanjutan.

Namun saat ditanyai siapa tersangka yang memerintahkan kepada Iskandar, Ninoy tidak mau menyebutkan nama yang dimaksud.

"Itu yang terjadi sesungguhnya, jadi apa yang terjadi betul-betul tidak benar. Yang nyuruh juga salah satu dari orang dari DKM, namanya saya tidak sebutkan namanya," katanya.

Sehingga, lanjut Ninoy, dia mengaku telah dibunuh karakternya dengan pernyataan Iskandar kepada media yang sebelumnya menyebut tidak adanya aksi pemukulan terhadap dirinya di dalam masjid.

"Pak Iskandar ini kan peran dia ini menyebarkan berita seolah-olah bahwa tidak terjadi penyiksaaan di dalam masjid apa yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi, nah itu kan artinya membunuh karakter saya, saya dianggap tidak benar, padahal saksi-saksi, fakta-fakta itu sudah disampaikan," paparnya. [rm]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: