
DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ketidakpastian ekonomi global sudah berdampak pada tertekannya ekonomi Indonesia. Dia tidak menutup kemungkinan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 akan semakin melebar.
"Karena tekanan dari penerimaan yang sangat besar terutama dari kondisi ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi kita di sektor manufaktur mengalami tekanan, pertambangan menurun cukup drastis. Maka kita melihat defisit kemungkinan akan melebar," kata Sri Mulyani seperti dikutip dari Merdeka di Jakarta, Kamis (24/10).
Untuk itu, dirinya sudah mengeluarkan keputusan terkait pelebaran defisit, namun pembiayaan defisit tersebut tidak terlalu besar.
"Kita akan tetap kombinasikan dengan kombinasi domestik dan internasional. Saat ini, secara internasional suku bunga sangat rendah jadi ini akan memberikan opportunity kepada kita untuk mencari pembiayaan yang paling baik bagi kita. Nanti kita akan lihat," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Agustus 2019 sebesar 199,1 triliun. Defisit tersebut berasal dari belanja negara sebesar 2.461,1 triliun, sementara pendapatan hanya sebesar 1.189,3 triliun.
Dia mengatakan, defisit tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yakni sebesar 150,5 triliun. Defisit pada periode tersebut hanya sebesar 1,02 persen terhadap PDB, atau jauh lebih rendah dari realisasi Agustus tahun ini.
"Dengan demikian ada kenaikan defisit yang cukup besar, yaitu 32 persen dari tahun lalu. Angka 199 triliun itu adalah 1,24 persen dari PDB," ujar Menteri Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers, di Jakarta, Selasa (24/9). [laj]