
DEMOKRASI.CO.ID - Kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini tengah menjadi sorotan, terutama soal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2020. Pasalnya, banyak anggaran yang dinilai janggal seperti anggaran lem aibon yang mencapai Rp82 miliar, anggaran pulpen senilai Rp123 miliar dan masih banyak yang lainnya.
Tak ayal, jika kejanggalan tersebut menuai polemik dan banjir kritik dari semua kalangan. Mulai dari partai politik, DPRD DKI Jakarta hingga para menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Rentetan permasalahan yang dihadapi Anies pun seakan tak kunjung usai. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu bahkan dijadikan karikatur oleh salah satu majalah yang menggambarkan wajah Anies tenggelam di dalam lautan lem aibon.
Namun, meski terus dibanjiri oleh kritikan pedas dari segala penjuru, Anies Baswedan justru tidak tersalut emosi. Dirinya tetap tenang dan berterimakasih atas pengawasan anggaran di wilayah yang dipimpinnya.
Pengamat politik dan peneliti muda Indonesia, M. Qodari pun mengatakan jika tugas sebagai Gubernur Jakarta memang berat dan akan menjadi sorotan nasional.
"Kalau gak mau dituduh dan menjadi tertuduh dan dirundung tuduhan jangan jadi gubernur. Gubernur itu pejabat publik , pegang uang negara, saya kira setiap gubernur harus menyadari bahwa salah satu titik paling rawan menjadi gubernur adalah anggaran. Kalau saya jadi Anies pasti anggaran yang saya tongkrongin," ujar M. Qodari yang diunggah di akun YouTube Indonesia Lawyers Club.
Disisi lain keberhasilannya menjadi tuan rumah untuk konferensi OIC Forum on Islamic Social Finance langsung menuai pujian dari warganet. Mereka pun kompak menyerukan jika orang nomer satu di Jakarta ini cocok dijuluki sebagai 'Gubernur Rasa Presiden'.
"Ah gubernur rasa presiden...maa syaa Allah tabarakallah pak," tulis wiantiwiwit
"President 2024...," komentar aydeed_binyahya
"Doakan beliau menjadi presiden RI the next... Aminnnn," posting @chmad.zakyrachman[arah]