logo
×

Rabu, 13 November 2019

Gara-gara Upah Ketinggian, 3 Pabrik Sepatu Mau Cabut dari Banten

Gara-gara Upah Ketinggian, 3 Pabrik Sepatu Mau Cabut dari Banten

DEMOKRASI.CO.ID - Tiga pabrik sepatu berkapasitas 100 ribu karyawan akan hengkang dari Banten pada 2020 nanti. Ketiga pabrik itu tersebar di wilayah Tangerang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten Babar Soeharso mengatakan, berdasarkan informasi dari Apindo, 3 pabrik persepatuan dipastikan membuat pabrik baru di luar Banten yaitu di Jawa Tengah.

Isu hengkang perusahaan tersebut dari Banten sudah muncul sejak akhir tahun 2018. Namun, indikasi tersebut menguat pada 2019. Jika 3 industri tersebut pindah, maka ada ratusan ribu karyawan yang terancam tidak bekerja.

"Tiga industri ini dari Tangerang, 3 perusahaan itu sudah membangun tapi masih berproses di sini. Pasti (memiliki) lebih dari 100 ribu lebih tenaga kerja," kata Babar saat ditemui warawan di Kota Serang, Banten, Rabu (13/11/2019).

Ia mengatakan, alasan utama industri persepatuan pindah karena upah minimum yang tinggi. Tapi menurutnya, hal ini disayangkan karena beberapa daerah seperti Lebak dan Pandeglang memiliki upah minimum yang lebih rendah dibandingkan Tangerang.

Kedua, alasan yang justru menurunnya kasuistis seperti tingkat produktivitas yang rendah. Ini juga bisa diantisipasi lewat kontrak kerja antara perusahaan dan karyawan.

"Ini relatif, karena kalau malas bisa dipecat," tambahnya.

Alasan lain menurut Babar adalah soal ketersediaan sumber daya yang terampil industri. Di Banten ini dinilai kurang karena lulusan SMK industri, atau politeknik industri yang masih terbatas.

Termasuk Balai Latihan Kerja (BLK) khusus industri yang spesifik pada industri sepatu dan garmen.

"Ke depan Banten harus unggul di penyediaan ini, meskipun upah relatif tinggi harus unggul dengan ketersediaan sumber daya tterlatif dan spesifik," ujarnya. [dtk]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: