logo
×

Senin, 04 November 2019

Sindir Mahfud MD terkait Radikalisme, Rocky Gerung: Dia Sendiri Enggak Mampu

Sindir Mahfud MD terkait Radikalisme, Rocky Gerung: Dia Sendiri Enggak Mampu

DEMOKRASI.CO.ID - Rocky Gerung sempat menyindir Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD terkait definisi radikalisme.

Sedangkan, istilah radikalisme kini tengah ramai dibahas terkait fokus Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin memberantas gerakan tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Realita TV pada Minggu (3/10/2019), menurut Rocky Gerung istilah radikalisme itu dapat menciptakan berbagai pandangan.

Padahal menurut Rocky Gerung, radikalisme merupakan upaya berpikir maksimal untuk melakukan perubahan total.

"Ini istilah yang kemudian menghasilkan kebingungan, juncto kecemasan, padahal istilah itu, istilah akademis artinya upaya untuk menghasilkan perubahan total, upaya untuk berpikir maksimal, upaya untuk debat dengan dengan argumentasi yang kuat."

"Jadi itu seluruh aktivitas positif itu sebetulnya," jelas Rocky Gerung.

Namun, istilah radikalisme kini justru dianggap momok bagi masyakarakat.

Pasalnya, Rocky Gerung menilai istilah radikalisme yang disebut-sebut akhir-akhir ini sebenarnya digunakan untuk kepentingan politik.

"Tapi kemudian istilah itu jadi berbau politik, pindah di ruang kampus masuk ke dalam wacana politik sehingga itu yang menimbulkan kecemasan," katanya.

Bahkan, Rocky Gerung sempat menyinggung Menteri Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD yang menyebut istilah radikalisme dengan bernada ancaman.

"Karena kalau sampai sekarang di kita dengar tuh tadi malam saya lihat Pak Menkopolhukam yang baru mengucapkan kata itu, di dalam intonasi ancaman."

"Kalian begini, kita begini, akhirnya dia sendiri enggak mampu untuk menghasilkan ulang kejernihan pikiran dari kata radikalisme," papar pria asal Manado tersebut.

Akibatnya, radikalisme kini dianggap sesuatu hal yang menakutkan.

Isu radikalisme dianggap oleh Rocky Gerung sengaja digulirkan untuk mencegah politik Islam.

"Kata itu sekarang itu menakutkan, karena diajukan untuk menghalangi pikiran, komunikasi lain, di dalam bahasa yang lebih telanjang, hal itu diarahkan untuk politik Islam," kata dia.

Namun, yang patut disayangkan oleh Roccky Gerung pada pemerintah, yakni tidak pernah menngungkapkan secara gamblang siapa pelaku radikalisme.

"Saya menganggap bahwa siapa yang dituduh kaum radikal itu? Nggak bisa diucapkan, tunjukkan mana yang radikal, itu rahasia intelejen, nah kalau rahasia intelejen lakukan derekalisasi dengan cara intelejen."

"Lalu ya memang kita enggak bisa sebutin, siapa yang radikal tapi kan itu aktivitas di bawah tanah."

"Saya pikir mungkin betul yah aktivitas di bawah tanah itu memang yang dimaksud radikal,

"Radiks artinya akar, akar itu di bawah tanah, jadi kata radikal itu natural justru kan karena di bawah tanah," paparnya.

Meski radiks berarti di bawah tanah, namun secara etimologi radikalisme merupakan upaya untuk menyelesaikan suatu masalah sampai ke akar-akarnya.

"Jadi kita masuk dalam kekacauan itu, padahal kata radikal kembali lagi pada etimologinya, upaya kuat sekuat tenaga untuk mencari persoalan sampai ke akar-akarnya," ungkap laki-laki yang kadang disapa Roger ini.

Lihat videonya sejak menit awal:



Bahas Radikalisme, Rocky Gerung Ungkap Ditolak 6 Kampus

Pengamat Politik, Rocky Gerung mengungkap pelarangan dirinya masuk kampus untuk memberikan pengajaran.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu di acara Rosi Kompas TV pada Kamis (31/10/2019).

Mulanya, Rocky Gerung menyinggung masalah penumpasan radikalisme yang menjadi satu di antara fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan.

Menurut Rocky Gerung tidak ada yang perlu ditakutkan dari ide radikal.

Pasalnya, ide radikal bisa dicegah dengan kritisisme.

"Apa yang ditakutkan dari radikal saya terusin sekali lagi, ide radikal itu bisa dibatalkan oleh ide kritisisme," kata Rocky Gerung dikutip TribunWow.com dari Kompas TV .

Kemudian, Rocky Gerung menyinggung kampus-kampus di Indonesia dianggap menjadi awal ide radikalisme.

Namun, ia justru ditolak oleh beberapa kampus.

Padahal, Rocky Gerung mengatakan dirinya hendak ke kampus justru akan mencegah ide radikalisme dengan kritisisme.

"Nah di kampus radikalisme dianggap bersemayam di situ, sebulan ini saya enam kali dilarang masuk kampus."

"Padahal saya mau mengucapkan critical discourse (Wacana Kritis)." kata Rocky Gerung.

Pengamat politik 60 tahun tersebut menyayangkan, dirinya yang dicegah masuk kampus.

Padahal ia ingin membuat dialog bantahan yang membahas tentang radikal.

"Kalau pemerintah mau mencegah radikalisme kasih pikiran kritis, makanya saya ke kampus, kampusnya digembok, Rocky Gerung tidak boleh masuk."

"Padahal saya mau membantah itu, supaya ada dealetika dalam pikiran. Kasih outlet radikalisme itu," ungkapnya.

Kemudian, Rocky Gerung mengatakan Pesantren yang selama ini dituding menjadi sarang gerakan teroris yakni Pesantren Ngruki di Solo justru mengundangnya.

Pesantren Ngruki ingin menggelar debat terbuka dengan Rocky Gerung demi pencegahan radikalisme.

"Yang terima saya itu justru Pesantren Ngruki yang dianggap sarang teroris," ucap Rocky Gerung.

"Dia minta ke situ untuk berdebat jadi lebih terbuka pikiran Ngruki dari pikiran Istana soal itu," sambungnya. [tnc]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: