
DEMOKRASI.CO.ID - Puskesmas Gayam, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, diduga telah melakukan tindakan diskriminatif kepada warga setempat. Lembaga layanan kesehatan plat merah itu menolak meminjami mobil ambulan untuk membawa warga yang sedang sakit parah.
Kejadian tersebut menimpa, Mustiah (50), warga RT 13 RW 03 Desa Gayam, ring satu Lapangan Minyak, Banyu Urip, Blok Cepu, pada Jumat (15/11/2019).
Mas'ula (30), anak Mustiah, menceritakan kronologi penolakan yang dilakukan oknum petugas Puskesmas Gayam. Kejadian tersebut bermula saat kondisi ibunya tiba-tiba drop. Semakin lama, kondisinya semakin parah. Nafasnya tersengal dan tidak bisa bergerak sama sekali.
Mas'ula kemudian meminta suaminya untuk pergi ke Puskesmas Gayam memanggil bidan desa. Namun, petugas medis tidak bisa datang dengan alasan banyak pasien.
"Katanya lagi banyak pasien," ujarnya pada suarabanyuurip.com, Senin (18/11/2019).
Ulfa, panggilan akrabnya, kemudian meminta suaminya kembali lagi ke Puskesmas untuk meminjam mobil ambulan guna mengangkut ibunya agar segera mendapat perawatan medis.
Namun, lanjut dia, upaya tersebut kembali mendapat penolakan dari petugas Puskesmas Gayam. Alasannya, ambulance hanya digunakan untuk korban kecelakaan dan pasien kritis.
"Padahal saat itu ibu saya kritis, ternyata tetap ditolak," tegasnya.
Ulfa kemudian meminjam mobil ambulan keliling milik ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Ibunya langsung dibawa ke Puskesmas Gayam. Namun, sesampainya di puskesmas, ada dua oknum petugas yang menghadang di depan pintu masuk.
"Saya kira mereka langsung menolong, tapi ternyata meminta kami langsung ke rumah sakit," imbuhnya.
Ulfa sempat berdebat dengan dua petugas tersebut agar segera menangani kondisi ibunya yang kritis. Tapi petugas puskesmas tetap menyarankan agar membawanya ke RSUD Padangan.
Tanpa surat rujukan dari Puskesmas Gayam, akhirnya wanita berhijab itu membawanya ke RSUD Padangan.
"Sesampai di sana, kami ditanya kenapa pakai ambulan swasta, seharusnya dari Puskemas Gayam," tuturnya.
Mustiah tiba di RSUD Padangan pukul 12.00 WIB lebih, dan langsung mendapat pertolongan pertama. Namun Tuhan berkehendak lain, ibunya meninggal dunia.
"Ibu meninggal dunia meski dokter telah berupaya mengobatinya," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ida, bagian loket Puskesmas Gayam, mengaku jika tidak ada pejabat berwenang baik Kepala Puskesmas maupun dokter lainnya yang berada di tempat untuk menjawab masalah tersebut.
"Tidak ada dokternya Mbak, nanti bisa telpon lagi," pungkasnya.
Kabar ini sempat viral di media sosial (facebook), setelah akun asiah adjachh membagikan postingan berisi sikap Puskesmas Gayam yang menolak meminjami mobil ambulan untuk warga yang sakit kritis. Unggahan pada 16 November 2019, pukul 10:40 Wib, itu disertai foto ambulan keliling. Unggahan tersebut langsung mendapatkan 462 komentar dan 88 kali dibagikan.[ti]