DEMOKRASI.CO.ID - Negara-negara muslim harus bersatu untuk mengatasi islamophobia yang tengah merebak. Tindakan teror yang dilakukan atas nama agama telah menyebabkan ketakutan agama hingga menciptakan phobia.
Begitu tegas Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di hadapan para pemimpin negara muslim yang berkumpul dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/12).
Pernyataan tegas Mahathir Mohamad itu disaksikan langsung Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
“Ya, kami marah dan frustasi,” katanya seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurutnya, citra buruk Islam lebih banyak disebabkan oleh umat itu sendiri. Lebih-lebih mereka yang melakukan aksi teror dan menyebut hal itu sebagai jihad.
Pria 94 tahun ini mengisyaratkan kepada negara-negara muslim untuk memulai memerangi islamophobia dari internal umat. Artinya, umat harus diajarkan untuk tidak melakukan kekerasan, apalagi teror.
“Kita tidak bisa mengobarkan perang konvensional. Tidak ada negara yang akan membantu kami. Tapi meski begitu, apa yang kita dapatkan dari tindakan kekerasan yang membabi buta seperti itu? Tidak ada,” tegasnya.
Mahathir kemudian mengajak pemimpin negara muslim untuk membayangkan nasib para pengungsi yang harus meninggalkan rumah dan negara untuk mencari perlindungan di tempat lain.
Sementara di satu sisi, banyak negara muslim yang terikat dengan negara-negara kuat, sehingga tidak mau mengakomodir para pengungsi. Bahkan negara muslim cenderung diam saat ada diskriminasi sesama muslim di negara lain, seperti Uighur.
“Kami ingin membawanya ke negara-negara Muslim lain yang memiliki kepedulian dan keinginan untuk melakukan sesuatu untuk meningkatkan penderitaan saudara-saudara kami," tutupnya. (*)