DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendapat suntikan ruhiyah dari tokoh agama KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Mahfud di mata Gus Mus adalah seorang kiai tapi ketetupan jabatannya.
Gus Mus merasa prihatin karena Mahfud kerap mendapat celaan di media sosial. Padahal warganet seharusnya tidak meragukan keilmuan Mahfud sebagai ahli agama.
Karena itu, Gus Mus menyebutkan bahwa Mahfud MD adalah seorang kiai yang tertutupi oleh jabatan. Gus Mus mengaku sedih kenapa seorang Kiai seperti Mahfud MD selalu dicela warganet.
“Ini (Mahfud) kiai ketutupan pangkatnya, dilecehkan di media sosial itu. Saya mengikuti itu,” kata Gus Mus saat memberi tausiah di peringatan haul Gus Dur Ke-10 di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu malam (28/12).
Dari balasan-balasan di media sosial itu, Gus Mus membaca komentar warganet yang menuduh Mahfud tidak mengerti dalil. Ilmu agama yang dia miliki seolah-olah dianggap sudah hilang.
“Enggak ngerti dalil bagaimana? Ini kan Kiai Madura?” kilahnya.
Meski begitu, dia tidak menyalahkan siapa-siapa. Warganet bisa saja lupa bahwa Mahfud adalah seorang kiai karena sudah menjadi Menko Polhukam.
“Saya pun bisa lupa kalau Mahfud itu seorang kiai. Sudah jadi Menko Polhukam,” kata mantan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Tidak hanya itu, Gus Mus juga menasihati Mahfud bahwa jabatan bisa mengubah seseorang. “Hati-hati lho sampeyan (kamu), jabatan itu merusak wong (orang),” ucap Gus Mus.
Mendengar itu, sontak para jamaah tertawa. Mahfud hanya mesem-mesem saja sembari mengangguk-angguk. Gus Mus melanjutkan, ia bercerita soal pengalamannya memiliki jabatan sebagai Rais Aam PBNU dulu.
“Saat saya menjabat Rais Aam sebentar, rasanya saya harus terus berfatwa,” kata Gus Mus yang kembali membuat hadirin tertawa.