DEMOKRASI.CO.ID - Lagi dan lagi, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuat sensasi dengan kembali mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Kejadian ambruknya Jembatan Lengkung di Hutan Kota Utan Kemayoran, Jakarta Pusat belakangan dimanfaatkan PSI sebagai senjata untuk mem-bully Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Seperti mendapatkan momentum, ambruknya jembatan tersebut langsung dinyinyiri dengan melemparkan kesalahan tersebut kepada Anies Baswedan yang dinilai bertanggungjawab
Namun amat disayangkan kritikan yang dilontarkan tersebut ternyata salah alamat.
Sebab ambruknya jembatan di Utan Kota Kemayoran sejatinya berada di bawah tanggung jawab Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek (BLU PPK ) Kemayoran yang merupakan Satuan Kerja dibawah Kementerian Sekretariat Negara RI. Bukan Pemprov DKI.
Atas sikap partai asuhan Grace Natalie tersebut, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Abdurrahman Suhaimi menyampaikan pandangannya.
Katanya, setiap warga Jakarta berhak untuk berkomentar apapun terhadap sebuah peristiwa.
"Cuma, harus berangkat dari logika yang sehat. Berangkat dari hati yang jernih. Bukan kebencian gitu. Dan yang terpenting berdasarkan data yang akurat," ungkapnya saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/12).
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, kalau komentar tersebut berangkat dari data yang akurat kemudian dari hati jernih, lalu dari akal sehat dan logika yang benar, maka komentar itu mudah untuk dicerna.
"Jadi kalau berangkatnya dari kebencian dan ketidaksukaan itu menjadi kadang-kadang komentarnya jadi nabrak kemana mana dan bisa ngawur gitu," pungkasnya.[rmol]