DEMOKRASI.CO.ID - Keluarga Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menggelar acara Rembug Budaya menjelang acara Haul Satu Dekade wafatnya bapak bangsa.
Acara Rembug Budaya dengan tema "Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan" digelar di Masjid Al-Munawarah, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12), pagi hingga siang.
Acara dihadiri beberapa tokoh diantaranya Kapolda Metro Jaya sekaligus Wakapolri terpilih, Komjen Gatot Eddy Pramono, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid, mantan Menteri Agama Lukman Hakim dan beberapa tokoh dan budayawan serta keluarga Gus Dur.
Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid mengatakan pihak keluarga telah sepakat mengambil tema "Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan" lantaran Gus Dur memiliki kepedulian terhadap kebudayaan.
"Memperingati haulnya Gus Dur tapi adakan Rembug Budaya. Apa hubungannya? Karena ada satu hal yang perlu kita catat dari waktu hidup Gus Dur, yaitu kepedulian terhadap kebudayaan," ucap Sinta saat memberikan sambutannya, Sabtu (28/12).
Karena, kata Sinta, bagi Gus Dur kebudayaan bukanlah semata-mata hanya sebuah cipta dan kreasi manusia, melainkan merupakan laku hidup untuk menegakkan dan membela harkat kemanusiaan.
"Sikap ini bertindak pada pandangan Gus Dur. Bahwa kebudayaan adalah aspek penting kemanusiaan. Karena kebudayaan pembeda antara manusia. Ini artinya manusia akan tetap menjadi manusia kalau dia berbudaya, sebaliknya tidak lagi menjadi manusia kalau tidak berbudaya," jelas Sinta.
Bahkan, beragama pun kata Sinta juga harus dengan kebudayaan, jika tidak akan kehilangan esensi sebagai manusia.
"Untuk itu Gus Dur selalu menyerukan pentingnya kebudayaan dalam kehidupan. Beragama tanpa kebudayaan akan kehilangan esensi manusianya. Sehingga akan sulit dijalankan dalam kehidupan nyata," katanya. (Rmol)