![](https://1.bp.blogspot.com/-bq1BhPCl5xM/XlphexgSKMI/AAAAAAAD66k/WAbFZrquhucv4g14dB-vn2YhMhdT5eR7QCLcBGAsYHQ/s640/Jamaah-Haji-1.jpg)
DEMOKRASI.CO.ID - Keputusan pemerintah Arab Saudi menyetop sementara kegiatan ibadah umrah, berimbas pada gagalnya puluhan ribu calon jamaah dari Jatim untuk melaksanakan haji kecil tersebut.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementeria Agama (Kemenag) Jatim Ahmad Zayadi mengatakan, hingga saat ini terdapat 84.855 calon jamaah umrah yang terdaftar.
Dari jumlah itu, sebanyak 81.944 jamaah sudah melunasi biaya perjalanan. ”Namun untuk keberangkatannya, masih menunggu rapat koordinasi yang dilakukan kementerian (agama),” ungkap Ahmad Jayadi.
Diungkapkannya, penghentian sementara umrah tersebut merupakan otoritas Arab Saudi. Yang penting menurutnya Indonesia bebas dari virus Corona.
Selain itu, Ahmad Jayadi juga meminta masyarakat untuk bersabar. Karena ibadah umrah merupakan sunah yang bisa ditunda.
“Kita mengingatkan normanya, ini hukumnya sunah. Jangan sampai tidak mempertimbangkan. Saya kira mencegah harus ditempatkan pada posisi lebih baik mencegah dari pada mengobati,” tuturnya.
Terpisah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyerahkan keputusan terkait rencana penangguhan sementara kedatangan jamaah umrah kepada pemerintah Arab Saudi.
Sebagai negara tamu, Khofifah mengaku tidak bisa mencampuri kebijakan dalam negeri Arab Saudi. “Saya yakin kebijakan yang diambil pemerintah Arab Saudi telah didasari pertimbangan kemanan seluruh jemaah.
Mantan Menteri Sosial ini juga mengajak seluruh pihak menghormati keputusan tersebut. Mengingat sejak merebaknya virus corona belum ada vaksinnya.
“Kami mesti menghormati seluruh pertimbangan strategis dan pasti sangat komprehensif. Kalau tidak atau ada virus tertentu pasti kita diminta suntik. Format seperti itu kan sudah menjadi satu keputusan internasional,” pungkasnya.