DEMOKRASI.CO.ID - Peredaran narkoba di kalangan narapidana Lapas Kelas II Cilegon, hingga saat ini masih marak terjadi.
Demikian disampaikan Kepala Lapas Kelas II Kota Cilegon, Masjuno ditemui di ruang kerjanya, Kamis (27/2/2020).
Sampai saat ini, pihaknya terus berusaha menekan peredaran narkoba di balik jeruji besi.
Salah satunya, gencar melakukan razia rutin di kamar-kamar sel tahanan dan berbagai alat komunikasi serta lainnya yang tak boleh dimiliki napi.
“Lebih dari 75 persen penghuni Lapas ini napi narkoba. Bulshit (mustahil) kalau saya bilang tidak ada peredaran di dalamnya,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengakui bahwa jumlah petugas lapas memang sangat terbatas dan tak sebanding dengan jumlah narapidana.
“Tapi itu alasan klasik yang tidak boleh terjebak di dalamnya. Kami akan terus melakukan pembenahan, meski keberadaan saya belum genap dua bulan,” tuturnya.
Juno menargetkan, dalam kepemimpinannya zero peredaran alat komunikasi atau Handphone yang diduga digunakan warga binaan mendapatkan narkoba dari luar lapas.
Bahkan, ia tak segan memecat jika ada oknum petugas lapas yang terlibat di dalamnya lingkaran setan itu.
“Kita akan terus lakukan razia, dapat sikat, dapat sikat. Razia kita lakukan secara insidentil atau berdasarkan laporan, periodik itu secara berkala,” jelasnya.
Juno menegaskan, jika ada petugas maupun bawahannya terlibat dalam peredaran narkoba di dalam Lapas, ia tidak segan untuk memberikan sanksi berat hingga pemecatan.
“Kalau ada keterlibatan anggota juga akan saya sikat. Khusus untuk narkoba tidak ada tawar-menawar, tindakan disiplin, hukuman disiplin bahkan berujung pada pemecatan,” tegasnya.
Untuk diketahui, tidak ada perlakuan khusus terhadap napi narkoba, namun secara perhatian napi narkoba mendapat pengawasan lebih.
Berdasarkan data yang ada, dari 1.332 narapidana (Napi) yang berada di Lapas Kelas II Cilegon, 945 orang diantaranya berasal dari kasus narkoba.
