logo
×

Selasa, 04 Februari 2020

Sekda DKI soal Revitalisasi Monas: 191 Pohon Ditebang, Diganti 573 Pohon

Sekda DKI soal Revitalisasi Monas: 191 Pohon Ditebang, Diganti 573 Pohon

DEMOKRASI.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengatakan ada 191 pohon yang ditebang untuk revitalisasi Monas. Pohon-pohon itu akan diganti dengan penanaman 573 pohon.

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah awalnya mengatakan ada perbedaan desain hasil sayembara revitalisasi Monas dengan penerapan di lapangan. Menurutnya, ada penebangan 191 pohon dan pemindahan 85 pohon.

"Sayembara dituangkan dalam gambar kerja. Setelah sampai lapangan, ternyata ada yang tidak bisa dihindari. Ada pohon yang memang tidak sama sekali tidak bisa dihindari (hingga harus ditebang)," ucap Saefullah kepada wartawan di Balai kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan (4/2/2020).

Menurut Saefullah, jumlah pohon ditebang dan dipindah merupakan angka pasti setelah meminta berita acara dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP).

"Yang dipindah ke sisi barat 55 pohon, ke sisi timur 30 pohon, yang tidak bisa dihindari (hingga dipotong) 191 di berbagai sudut itu," kata Saefullah.

Bagi Saefullah penebangan pohon tidak melanggar hukum. Pohon-pohon yang ditebang harus diganti.

"Terus? Apakah haram tebang pohon? Atau langgar hukum? dalam keputusan Kepala Dinas (Kehutanan), ada dua solusi, pertama kalau swasta yang lakukan penebangan suatu pohon, ganti satu ganti 10. Kalau pemerintah tebang satu ganti tiga," kata Saefullah.

Saat ini, Saefullah mengaku sudah ada penanaman pohon di kawasan Monas. Ada sekitar 350-an pohon yang sudah ditanam.

"Ini saya dapat report sudah hari Sabtu mereka gali lobang, Minggu menanam, itu di angka 350-an lebih. Karena kita tebang 191 kali 3, (jadi gantinya) 573," ucap Saefullah.

"Kalau ada lebih pohon, di Merdeka Timur, Barat, Utara Selatan ada Jalur pohon yang lubang pohon mati, tanam saya bilang. Pinggir kali Abdul Muis juga boleh tanam itu, karena masih dalam satu Kepres (25/1995)," ujar Saefullah.

Sebelumnya, Kemensetneg mengatakan hasil desain pemenang sayembara berbeda dengan detail engineering design (DED) yang menjadi panduan revitalisasi Monas sekarang. Desain pemenang lomba disebut memiliki konsep konservasi terhadap alam.

"Jauh berbeda, pemenang hasil desain pemenang sayembara itu berbeda dengan DED yang menjadi dasar pembangunan sekarang ini," kata Sekretaris Kemensetneg Setya Utama kepada wartawan, Rabu (29/1) malam.

Setya lantas membeberkan contoh perbedaan desain hasil sayembara dengan desain revitalisasi Monas saat ini. Salah satunya beton yang melebar sehingga memotong pohon-pohon.

"Jauh dari sayembara karena sayembara itu di sana saya masih ingat betul tidak ada kemudian beton membeton, melebar ke kanan kiri sehingga harus mencabut atau memotong pohon-pohon, nggak ada. Jadi memang kan diwajibkan untuk membuat plaza upacara, setiap peserta sayembara diwajibkan untuk membuat itu tetapi dalam desainnya nggak ada kemudian melebar ke kanan kiri, hanya persis yang di-conblock itu," ujar dia.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: