logo
×

Jumat, 06 Maret 2020

Modus Impor Barang China yang Bikin Produk RI Keok

Modus Impor Barang China yang Bikin Produk RI Keok

DEMOKRASI.CO.ID - Maraknya barang impor dari China mematikan industri dalam negeri. Rupanya ada kecurangan yang dilakukan importir dalam memasukkan barang dari Negeri Tirai Bambu ke Indonesia. Jelas saja produk nasional babak-belur dibuatnya.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Listyo Sigit Prabowo pun mengungkapkan modus yang selama ini dipraktikkan.

"Kalau ini kita tidak jaga maka produksi dalam negeri akan hancur akibat masuknya barang-barang dari China dan beberapa negara sehingga tentunya produk dalam negeri menjadi mahal karena masuknya barang-barang tersebut," kata dia dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis 5 Maret 2020.

Dia menjelaskan, barang yang diimpor dari Negeri Tirai Bambu biasanya berkamuflase sebagai bahan baku atau barang setengah jadi. Padahal sebenarnya isinya adalah produk siap pakai.

"Sebagai contoh ada beberapa modus operandi dengan memasukkan bahan-bahan modusnya adalah bahan baku, namun ternyata yang dimasukkan adalah barang jadi. Sehingga tentunya kemudian ini mematikan industri dalam negeri seperti Krakatau Steel," jelasnya.

Pihaknya pun berkomitmen untuk mengawal masalah tersebut. Menurutnya kondisi tersebut menjadi perhatian pihaknya.

"Krakatau Steel beberapa saat ini mengalami kesulitan karena harus bersaing dengan komoditi yang masuk dari impor yang bungkusnya adalah barang baku atau barang setengah jadi, namun faktanya mereka sudah dalam bentuk besi yang bisa digunakan. Jadi hal tersebut menjadi perhatian yang tentunya harus juga kita kawal," ujarnya.

Bareskrim berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait lainnya, misalnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan.

"Ini juga tentunya juga jadi perhatian yang setiap hari kita lakukan pengawalan, di mana kegiatan tersebut kita laksanakan mulai dari koordinasi, kerja sama, termasuk penegakan hukum dengan rekan-rekan dari Bea Cukai kemudian juga dari K/L yang lain," tambahnya.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: