logo
×

Sabtu, 07 Maret 2020

Peneliti Asing: Muslim Saling Terikat Satu Sama Lain

Peneliti Asing: Muslim Saling Terikat Satu Sama Lain

DEMOKRASI.CO.ID - Para peneliti dari Universitas Sussex Inggris, menemukan fakta bahwa umat Islam saling terikat satu sama lain oleh komunitas bersama, yaitu umat Muslim. Hasil dari penelitian ini menjuluki fenomena ini sebagai perasaan saling berbagi.

Hal itu terlihat ketika terdapat serangan di salah satu Masjid di Kota Christchurch New Zealand, dimana ada 51 Muslim yang meninggal dunia sedang menjalani ibadah.

Para peneliti mengatakan, kejadian itu tidak hanya membawa kesedihan kepada sesama Muslim di seluruh dunia, tetapi masyarakat dari seluruh dunia yang juga non-Muslim.

Penelitian itu mengatakan, ada perasaan yang saling terhubung dengan Muslim yang belum pernah ditemui, terdapat rasa persatuan yang mendalam dan rasa sakit yang sama. Profesor Mark Walters, penulis utama studi di Universitas Sussex, mengatakan kepada Metro.co.uk bagaimana mereka mengeksplorasi dampak kejahatan dan kebencian dari Islamofobia  terhadap Muslim di Inggris.

“Kami menemukan bahwa komunitas Muslim mengalami ikatan moral yang kuat yang didasarkan pada sistem kepercayaan budaya dan agama yang sama,” kata Mark dilansir dari Metro News, Jum’at (6/3).

“’Ini terkait dengan konsep persaudaraan (dicatat oleh beberapa narasumber kami), atau “ummah” yang berarti “komunitas orang beriman”.’ Ini berarti bahwa ketika seorang Muslim mendengar atau membaca tentang seorang Muslim lain yang menjadi korban di daerah, nasional dan bahkan tingkat internasional, mereka cenderung mengalami trauma perwakilan, atau ‘berbagi penderitaan’,” jelas dia lebih lanjut.

Mark bersama timnya melakukan penelitian dengan 18 responden. Orang-orang yang diwawancarai diambil samplenya melalui kemitraan Universitas Sussex dengan organisasi-organisasi Muslim melalui teknik snow ball. Responden berkisar antara usia 18 hingga 59 tahun. Jenis kelamin yaitu 12 laki-laki dan 6 perempuan, dengan latar belakang etnis 4 orang warga negara Bangladesh, 4 ras campuran, 2 warga negara Arab Saudi, 2 Muslim, dua tidak disebutkan, 1 Bangladesh-Inggris, 1 Pakistan-Inggris, 1 India, dan 1 Muslim Afghanistan.

Dari hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa rasa trauma Muslim pada serangan Christchurch sehubungan dengan konselor dan terapis. Artinya adalah paparan emosional bagi Muslim yang mendengar cerita korban, juga menjadi saksi rasa sakit, ketakutan, dan teror yang dialami oleh para korban.

Oleh karena itu, sangat menarik bahwa umat Islam harus merasa seperti itu terhadap suatu kelompok yang mungkin tidak terikat secara pribadi atau tidak melakukan kontak langsung dengan mereka, seperti Muslim di sisi lain dunia. Penelitian tersebut cukup masuk akal karena Nabi terakhir Islam, Nabi Muhammad, berkata, ‘Umat ini seperti satu tubuh, jika satu bagian terluka, maka seluruh tubuh menderita’. Hadits tersebut didedikasikan untuk memperkuat suara-suara Muslim di seluruh dunia. (ns)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: