logo
×

Sabtu, 11 April 2020

Ganjar Minta Maaf soal Penolakan Jenazah Perawat: Menyakitkan Hati!

Ganjar Minta Maaf soal Penolakan Jenazah Perawat: Menyakitkan Hati!

DEMOKRASI.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta maaf terkait peristiwa penolakan pemakaman jenazah perawat terpapar Corona di Kabupaten Semarang. Dia juga meminta warganya agar mengedepankan rasa kemanusiaan di masa pandemi ini.

Ganjar menyatakan permintaan maafnya lewat video yang juga dia unggah di akun media sosial miliknya. Ia mengaku terkejut ketika dilapori soal penolakan jenazah perawat.

"Saya mendapatkan laporan yang mengejutkan, peristiwa yang membuat tatu ati (sakit hati). Sekelompok warga Ungaran menolak pemakaman pasien COVID-19. Ini kejadian kesekian kali. Dan saya mohon maaf, saya ingin kembali mengajak bapak ibu untuk ngrogoh rasa kamanungsan (memakai rasa kemanusiaan) yang kita miliki," kata Ganjar, Jumat (10/4/2020).

Ia juga kembali menjelaskan prosedur pengurusan jenazah pasien Corona yang syar'i dan sudah sesuai prosedur. Ganjar juga menyebut pesan ahli terkait virus yang akan mati ketika inangnya mati dan tidak bisa menjangkiti orang ketika sudah dikubur.

"Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur, virusnya ikut mati di dalam tanah. Tidak bisa keluar dan menjangkiti warga. Majelis ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya, sementara menolak jenazah itu dosa. Karena itu saya berharap kejadian di Ungaran ini menjadi yang terakhir, jangan lagi ada penolakan jenazah apalagi seorang perawat," jelasnya.

Ganjar berharap seluruh orang paham bahwa dokter, perawat dan tenaga medis adalah pahlawan kemanusiaan apalagi di masa pandemi karena mereka berani mengambil resiko yang membahayakan nyawa.

"Kepada perawat, dokter, tenaga medis, saya mewakili seluruh warga Jawa Tengah mengharap maaf dari panjenengan (Anda) semua, mari berjuang bersama-sama melawan Corona," tandasnya.

"Dan kepada pihak-pihak yang mengurus jenazah pasien COVID-19 tolong sekali lagi tolong berkomunikasi dengan pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat. Kalau warga sudah paham saya yakin semua menerima dan mencegah berkembangnya isu yang tidak benar atau hoaks yang sering kali ini memecah belah masyarakat," imbuh Ganjar.

Untuk diketahui penolakan tersebut sempat terjadi pada jenazah perawat RSUD dr Kariadi Semarang hari Kamis (9/4) kemarin. Jenazah sebenarnya akan dimakamkan di samping makam ayahnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Siwarak, lingkungan Sewakul, Kelurahan Bandarjo, Kecamatan Ungaran.

Namun terjadi penolakan sehingga jenazah diputuskan dimakamkan di kawasan makam Bergota Semarang di dekat RSUP dr Kariadi Semarang. Ketua RT di TPU Siwarak bernama Purbo sudah meminta maaf kepada publik. Ia menyebut dirinya hanya menyampaikan aspirasi warga.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: