DEMOKRASI.CO.ID - Tokoh nasional Rizal Ramli mengaku heran dengan sikap para buzzer di indonesia yang kerap menjelek-jelekkan pihak-pihak yang memberikan kritikan terhadap pemerintah. Menurutnya, kritikan perlu guna memberikan stimulus positif terhadap kinerja pemerintah.
“Kritikan itu vitamin, perangsang tubuh.. dimana tubuh itu ya negara. Selama kritikan itu bersifat membangun dan tidak pada konteks individu saya rasa sangat penting. Jangan jadi pejabat dong kalau gak mau dikritik, artinya gak siap,” ujarnya saat dihubungi melalui ponselnya hari ini.
Rizal juga mengatakan bahwa ia sangat senang jika idenya digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam memperbaiki sistem perkeonomian di Indonesia. “Saya gak masalah kok, ide saya digunakan, ini kan untuk kepentingan bersama, dan jangan narasinya kemudian orang yang memberikan saran itu lantas dikatakan benci.
Sebagaimana diketahui, ide Rizal Ramli sebelumnya terkait penggunaan dana Sisa Anggaran Lebih (SAL) untuk penanganan virus corona baru atau Covid-19 akhirnya digunakan oleh pemerintah.
Mantan anggota tim panel penasihat ekonomi PBB itu mengatakan, bahwa pemerintah dapat merealokasi anggaran sebesar Rp 430 triliun dari pos infrastruktur dan pembangunan ibukota baru. Selain itu juga ada dana SAL dan SILPA senilai Rp 270 triliun untuk membantu pekerja harian dan rakyat miskin.
“Hentikan dulu semua proyek infrastrukur termasuk proyek mercusuar ibukota baru. Mas Jokowi jangan gengsi, nyawa manusia lebih penting dari proyek. Gunakan uangnya untuk pekerja harian dan rakyat,” saran Rizal, melalui akun Twitternya.
Sebagai informasi, SAL adalah akumulasi dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) atau Sisa Kurang Pembiayaan Anggaran (SiKPA) tahun anggaran sebelumnya dan tahun anggaran berjalan usai ditutup, ditambah atau dikurangi dengan koreksi terhadap pembukuan yang ada.
Namun, ironisnya, para buzzer terus memberikan kritikan kepadanya meski apa yang ia sarankan digunakan oleh pemerintah. “Tolong bantu ‘fight back’ kawan2 sosmed. Seminggu terakhir, 7000an buzzerRP serang RR dgn kosa kata itu2 aja, kasar dan norak. Belum lagi influenser2 nora minus kecerdasan. Minggu ini akan lebih masif lagi, ada yg perintahkan,” tutup Rizal. (*)