DEMOKRASI.CO.ID - Seorang Kapolsek Pelepat Jambi bernama Suhendri ditikam saat disandera ratusan warga di Dusun Batu Kerbau, Bungo, Jambi. Sementara, enam anggota polisi lainnya juga ikut dikeroyok.
Informasi yang dihimpun VIVAnews, penyanderaan Kapolsek juga ikut bersama tujuh anggota Buser lainnya yang saat itu sedang menangkap dua orang pelaku penambangan tanpa izin emas (peti mas). Namun, saat keluar dari Desa Baru dan Desa Batu Kerbau, Bungo dihadang masyarakat di tengah jalan dengan tujuan meminta kembalikan warga desa yang ditangkap polisi.
Kapolres Bungo Tri Saksono membenarkan ada yang ditangkap warga dan diduga pelaku peti yang saat ini sedang diproses di Polres Bungo.
"Benar ada, dua diduga pelaku penambangan peti mas ilegal diamankan di Desa Batu Kerbau, Bungo yang saat ini sedang diperiksa intensif," ujarnya.
Tri mengatakan, dalam upaya penangkapan, Kapolsek beserta jajaran anggota polisi sempat dihadang di tengah jalan karena tidak terima warganya ditangkap terlibat peti. Akibatnya terjadi penyanderaan seluruh anggota polisi, bahkan Kapolsek langsung ditikam warga, dan saat ini dirawat intensif di rumah sakit Bungo.
"Saat ini, Kapolsek Pelepat dirawat intensif di rumah sakit Bungo," jelas Tri pada Senin, 11 Mei, 2020.
Tri menceritakan, awal kejadian tim gabungan melakukan razia tambang peti mas di Desa Batu Kerbau dan menindak lanjut informasi tambang peti menggunakan alat berat (excavator) di aliran sungai Desa Batu Kerbau Kecamatan Pelepat, Jambi.
Namun, sekitar pukul 16.00 WIB gagal, karena kendala hujan dan akses jalan tidak bisa dilalui puluhan orang tim dan kemudian tim lanjut ke Polsek tanpa ada hasil yang dibawa.
"Saat minggu, 10 Mei 2020, sekitar pukul 10.00 WIB, pihak tim kepolisian terus lanjut ke tempat penambangan peti sebanyak tujuh orang demi menangkap diduga para pelaku penambangan. Namun, saat mau balik sekitar 21.30 WIB dihadang ratusan masyarakat, saat itu sudah ditangkap diduga pelaku penambang peti ilegal beserta alat berat yang telah disita," katanya.
Selanjutnya, saat penghadangan, Kapolsek Pelepat bernama Iptu Hendri, yang ikut langsung bersama rombongan razia peti, sempat berusaha menenangkan dan mengimbau massa, bahwa razia yang dilakukan demi menindak lanjut banyaknya beredar berita di media sosial terkait aktivitas peti menggunakan alat berat di sungai desa Batu Kerbau.
"Kita dapat informasi dari Kapolsek Pelepat, saat dihadang, Kapolseknya meminta agar menyingkir karena mereka mau lewat, namun masyarakat tetap bertahan di tempat," ungkapnya.
Seterusnya, penghadangan masyarakat diperkirakan mencapai 400 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Pihak Kapolsek dan anggotanya terus berupaya untuk membubarkan, tapi warga langsung melakukan pengeroyokan menggunakan batu, kayu dan senjata tajam terhadap rombongan.
"Akibat dilakukan pengeroyokan tersebut satu orang anggota polisi mengalami luka tusuk di bagian pantat dan mobil yang digunakan kaca depan dan samping pecah, akibat pukulan massa, serta dua orang pelaku lepas melarikan diri serta barang bukti hilang diambil massa lagi," terangnya.
Tri mengatakan, usai berhadapan dengan kerumunan massa yang mengamuk, rombongan yang dikeroyok berusaha menyelamatkan diri ke Base Camp PT. PML serta sekaligus melakukan perawatan terhadap anggota yang ditusuk.
"Mendengar informasi tersebut, kita langsung kerahkan tim gabungan sekitar pukul 23.45 WIB, ratusan orang yang terdiri dari TNI, dan Polisi mengunjungi desa tempat penyanderaan anggota kepolisian," ucapnya. (*)