logo
×

Rabu, 20 Mei 2020

Tekanan Ekonomi China Buat Australia 'Terpaksa' Buka Bisnis Di Tengah Pandemik Covid-19

Tekanan Ekonomi China Buat Australia 'Terpaksa' Buka Bisnis Di Tengah Pandemik Covid-19

DEMOKRASI.CO.ID - Serangkaian rencana untuk membuka kembali aturan pembatasan sosial di Australia diumumkan. Itu dilakukan utamanya untuk mengobati sektor ekonomi yang sudah terluka parah setelah hantaman dari China.

Pada Rabu (20/5), para pejabat di Australia mengumumkan beberapa pelonggaran, khususnya untuk membuka kembali universitas-universitas. Mengingat sektor pendidikan telah menyumbang lebih dari 19,6 miliar dolar AS untuk kas dalam negeri.

Di New South Wales (NSW), Perdana Menteri Gladys Berejiklian mengumumkan orang-orang akan mulai diperbolehkan untuk melakukan perjalanan mulai pekan depan. Di mana tempat wisata yang sempat rusak parah akibat kebakaran hutan akan mulai dibuka.

"Kami akan memainkan peran kami sebagai negara bagian terbesar, yang secara tradisional merupakan kekuatan ekonomi nasional, untuk memastikan kami menghasilkan aktivitas ekonomi sebanyak mungkin dalam lingkungan yang aman," ujar Berejiklian seperti dimuat Reuters.

"Kami ingin orang-orang menikmati diri mereka sendiri, merasa bebas, tetapi pada saat yang sama ketahuilah bahwa tidak ada yang kami lakukan adalah sama selama pandemik," tambahnya.

Pemerintah federal sendiri sudah menerapkan rencana tiga langkah untuk melepas kuncian guna membendung penyebaran Covid-19 sejak dua bulan terakhir.

Negara bagian Australia Selatan mengatakan pihaknya berencana untuk bergerak lebih cepat ke fase dua. Sehingga memungkinkan lebih banyak orang menikmati makan dan minum di restoran dan bar.

Sementara Australia Barat, Australia Selatan dan Tasmania, yang semuanya melaporkan jumlah kasus yang rendah, mempertahankan penutupan perbatasan.

Dimulainya kembali bisnis dan kehidupan sosial di seluruh negeri merupakan pilihan yang sulit yang harus dibuat di tengah perselisihan antara Australia dengan China.

China yang marah dengan seruan Australia untuk diadakannya penyelidikan internasional secara independen terkait asal asul Covid-19 kemudian membuat langkah-langkah sangat tegas.

China mulai melarang impor daging sapi dari empat pemasok besar Australia dengan alasan lisensi. Setelahnya China memberlakukan tarif impor gandum Australia hingga 80 persen yang semakin mencekik.

Australia sendiri sudah melaporkan lebih dari 7.000 kasus Covid-19 dengan 100 orang meninggal dunia. Pemerintah sudah melakukan sekitar 1,1 juta tes Covid-19 dari 25 juta penduduknya. (Rmol)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: