logo
×

Selasa, 30 Juni 2020

Politisi PDIP: Kalau Mereka Terus Memecah Belah Bangsa, Harus Ada Tindakan

Politisi PDIP: Kalau Mereka Terus Memecah Belah Bangsa, Harus Ada Tindakan

DEMOKRASI.CO.ID - Politisi PDIP Muchamad Nabil Haroen menanggapi aksi demonstrasi terkait RUU HIP yang berujung pada pembakaran bendera PDI Perjuangan dan upaya mendelegitimasi Bung Karno.

Pria yang akrab disapa Gus Nabil ini mengingatkan jangan sampai ada upaya memecah belah bangsa dan mengadu domba umat Islam dengan kelompok nasionalis.

Ia menyatakan, bendera adalah simbol kehormatan dan jati diri.

Demikian disampikan angota Komisi IX DPR RI ini melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/6/2020).

Dirinya yakin, orang-orang yang melakukan aksi provokasi itulah yang membawa bendera PKI dan membakarnya bersama bendera PDIP memiliki aksi tersembunyi.

“Pihak kepolisian harus berani menangkap para provokator tersebut,” tegasnya.

Menurut Gus Nabil, Nahdliyyin dan kelompok Soekarnois itu saudara. Keduanya sama-sama berjuang mendirikan Republik Indonesia.

“Karena itulah mengapa Bung Karno sangat dekat dengan NU, demikian halnya PDI Perjuangan. Bung Karno juga mendapat pengukuhan dari NU sebagai waliyyul amri ad-dharuri bis-syaukah. Yakni, pemimpin negara di masa transisi yang punya legitimasi untuk memimpin bangsa,” katanya.

Menurutnya, Bung Karno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Islam melalui Konferensi Islam Asia Afrika pada 6-14 Maret 1965 di Bandung.

Tanpa dukungan, Bung Karno tidak akan ditemukan makam Imam Buchori di kawasan Uzbekistan, yang saat itu berada di wilayah Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev.

Bung Karno banyak membantu kemerdekaan bangsa Islam seperti Aljazair, Palestina, dan kemudian juga pembela kemerdekaan Pakistan.

Jadi jangan sampai ada yang memutar balikkan sejarah.

“Kalau mereka terus memecah belah bangsa, mereka melawan demokrasi dan konsesus kebangsaan, harus ada tindakan tegas melawan itu,” katanya.

Karena itu, ia mengingatkan agar jangan ada pihak-pihak yang berupaya mengimpor konflik Timur Tengah ke Indonesia.

“Ada sekelompok orang yang meniru cara-cara devide at impera,” tuturnya.

Ketua Umum Pagar Nusa ini lantas menyinggung kelompok HTI yang sudah dibubarkan di banyak negara, termasuk negara-negara yang mayoritas Islam.

“Di belakang HTI ada kepentingan asing yang menyamar gunakan agama. Jadi yang harus kita lawan intrik politik dari HTI,” tegasnya.

“Waspadai partai dan kelompok tertentu yang menggunakan narasi, simbol dan manuver intrik politik dari HTI,” ingatnya.

Lebih lanjut, Gus Nabil menegaskan tentang pentingnya komitmen kebangsaan.

Kelompok Soekarnois dan PDI Perjuangan telah menunjukkan komitmennya bersama Nahdlatul Ulama.

Terbukti dengan gerakan bersama Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin yang berasal dari NU.

“Ibu Megawati juga sangat membela Palestina dan menolak keras aksi unilateral Amerika Serikat terhadap Irak,”

“Kita harus melihat catatan sejara bangsa ini secara komprehensif,” pungkasnya.

(jpnn/pojoksatu)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: