logo
×

Minggu, 19 Juli 2020

Buka-bukaan Sri Mulyani: Singgung Prabowo hingga Utang

Buka-bukaan Sri Mulyani: Singgung Prabowo hingga Utang

DEMOKRASI.CO.ID - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyinggung nama Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto saat bicara mengenai anggaran alutsista.
Sri Mulyani sempat menyebut nama Prabowo dalam live streaming Instagram pribadinya, terkait penerimaan dan belanja negara serta kaitannya terhadap utang. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu bahkan membela Prabowo soal belanja alutsistanya yang cukup besar.

"Bagaimana dengan pak Prabowo, Menteri Pertahanan apakah penting untuk membuat alutsista kita kuat? Ia penting," ujar Sri dalam acara tersebut, Sabtu (18/7/2020).

Ia menerangkan bahwa setiap belanja kementerian dan lembaga di Kabinet Indonesia Maju telah diperhitungkan secara matang untuk kemajuan Indonesia dan masyarakatnya. Meski pemerintah mengeluarkan pendapatannya untuk berbagai belanja negara, ia memastikan tugas untuk mengawasi pengeluaran tersebut agar tidak dikorupsi tetap berjalan.

Jadi segala sesuatu belanja itu begitu banyak yang harus kita perhatikan yang kemudian kita harus prioritaskan dan tentu kita harus menjaga supaya tidak bocor, tidak dikorupsi, tepat sasaran, tepat kualitas. Itu semua peranan dari Kementerian, para menteri, pemerintah daerah, penting banget," sambungnya.

Bila kemudian, pengeluaran lebih besar daripada penerimaan negara, untuk itu kemudian peran utang menjadi sangat dibutuhkan. Namun, utang bukan kewajiban. Ia menegaskan utang tak selamanya buruk seperti yang disangkakan sebagian masyarakat. Sebab utang bagian dari proses berkembangnya ekonomi Indonesia.

"Ada yang menganggap utang itu sebagai suatu yang haram, riba, ada yang benci saja sama utang. Ada yang dia tidak bisa menerima, seolah-olah utang itu sesuatu yang mengkhawatirkan, nah dalam hal ini saya ingin menyampaikan bahwa pertama, kalau sebagai Menteri Keuangan kita semuanya mencoba untuk mengelola keuangan negara, keuangan negara itu ada penerimaan, ada belanja dan ada pembiayaan termasuk investasi. Kalau utang, utangnya untuk apa dulu, kalau untuk membuat infrastruktur jadi baik supaya anak-anak kita bisa sekolah sehingga mereka tidak menjadi generasi yang hilang, mereka jadi generasi yang produktif ya tidak ada masalah," paparnya.

Sri Mulyani juga angkat bicara ketika disinggung kembali terkait masalah utang. Menurutnya, semua negara di seluruh dunia pasti pernah berutang, termasuk negara-negara islam seperti Pakistan hingga Arab Saudi.

"Anda tanya gimana kalau di negara di seluruh dunia, apa semua negara berutang? Ya iya, coba dicek saja, teman-teman yang suka pakai negara Islam, semua negara Islam di dunia semuanya juga berutang, mau Saudi, mau United Arab Emirate, mau Qatar, Tunisia, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan, coba you named it?" ujarnya.

Sri Mulyani mengungkapkan waktu ia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, kasus utang paling banyak ditemui di negara-negara Islam terutama dari Benua Afrika.

"Bahkan saya tau waktu saya di Bank Dunia, negara-negara Islam terutama yang di Afrika itu mayoritas miskin banget, dan mereka biasanya mendapatkan utang bahkan sampai diberikan hibah. Dari negara mana? Dari dari berbagai negara, termasuk Bank Dunia," tambahnya.

Ia kemudian mengajak seluruh masyarakat lebih terbuka terhadap utang agar tidak memandangnya sebagai sebuah stigma semata. Padahal, negara menurutnya butuh utang untuk kemajuan bersama.

"Kalau tidak utang berarti kita menunda semua kebutuhan infrastruktur, kebutuhan untuk masalah pendidikan, kesehatan jadi negara kita menjadi ya isinya banyak 267 juta tapi anak-anaknya tidak sekolah, kurang gizi, menjadi miskin," imbuhnya.

Bila hanya bergantung pada sumber daya alam yang ada, negara juga butuh tambahan modal untuk mengolahnya. Sehingga mau tidak mau utang tidak bisa dihindari.

"Sumber daya alam kita dong dikeruk, ya kalau dikeruk kan kita tetap harus membutuhkan modal, jadi saya ingin menyampaikan, kadang-kadang masyarakat kita itu sensitif untuk bicara utang apalagi pakai nada benci, menurut saya itu tidak bagus juga," tangkasnya.(dtk)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: