logo
×

Minggu, 12 Juli 2020

Mendikbud Nadiem Akui Frustasi, Demokrat: Mundur Saja! Daripada Korbankan Pendidikan RI

Mendikbud Nadiem Akui Frustasi, Demokrat: Mundur Saja! Daripada Korbankan Pendidikan RI

DEMOKRASI.CO.ID - Anggota DPR RI FPD Herman Khaeron meminta Nadiem Makarim untuk mundur dari kursi Mendikbud, setelah mantan bos Gojek itu mengaku frustasi.

“Emang Nadiem pernah urus pendidikan di negara lain? Kalau frustasi mundur saja daripada mengorbankan pendidikan Indonesia tercinta,” tulis Herman di akun Twitter @akang_hero mengomentari tulisan bertajuk “Jadi Mendikbud, Nadiem Makarim Mengaku Frustasi Urus Pendidikan Indonesia”.

Politisi Demokrat Redy Susilo menyindir sikap Nadiem tersebut. Redy meminta Nadiem untuk mengurus Gojek daripada jadi Mendikbud. “Urus gojek aja sono,” sindir Redy di akun @MrRedy74.

Sebelumnya Nadiem selama kurang lebih satu tahun beralih profesi dari CEO perusahaan swasta ke jabatan pemerintahan membuat dirinya frustasi.

Nadiem mengatakan, kultur kerja di pemerintahan dan perusahaan swasta sangatlah berbeda. Sebab, ketika menjadi menteri, ia dihadapkan birokrasi dan administrasi yang rumit, termasuk publik yang selalu mengawasi setiap kebijakan.

Aktivis politik Haris Rusly Moti menyoal keterkaitan data Kemendikbud dengan bisnis platform digital, termasuk Gojek.

“Sobat, Departemen Pendidikan & Kebudayaan adalah tambang data, menggiurkan bagi seluruh platform digital, termasuk Gojek, Tokopedia, Ruangguru. Masih ingat anak muda hebat, Snowden, yang bocorkan dokumen NSA & bongkar penambangan data oleh Facebook? @Nadiem_Makarim bukan   @Snowden,” tulis Haris di akun @motizenchannel.

@motizenchannel  sempat menulis (10/07): “Sobat, sebagai bekas bos Gojek, saya duga misi utama Oligarki Big Data mem-plot @Nadiem_Makarim sebagai Mendikbud adalah untuk lakukan data mining , penambangan data. Ngeri, jika data base seluruh siswa & mahasiswa, TK hingga PT dieksploitasi untuk tujuan bisnis. Waspada!! @jokowi.”

Nama Nadiem Makarim disebut-sebut sebagai salah satu menteri yang layak direshuffle. Sejarahwan Azyumardi Azra menyebut raport Mendikbud Nadiem Makarim nilainya merah. Pernyataan ini muncul dalam diskusi Webinar Indomedia Poll (30/06) 2020.

Menurut Azyumardi, Nadiem terlalu sering di Singapura daripada di Jakarta. “Kalau ngomong juga lebih sering campur aduk Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Soal kinerja di Kemendikbud sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan. Kondisi pendidikan di masa pandemi ini kita lihat Nadiem tidak mau mengurusi pendidikan secara serius. Tidak ada stimulus bagi pendidikan sejak dari tingkat dasar sampai menengah. Padahal kita tahu pendidikan kita selama ini mengalami krisis. Dan di masa pandemi ini pada dasarnya tidak jalan” tegas Azyumardi. []
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: