DEMOKRASI.CO.ID - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang juga merupakan tokoh asal tanah Papua, Natalius Pigai kembali melontarkan kritikan keras terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lewat akun twitter pribadinya, mantan Komisioner Komnas HAM ini menyebut bahwa Indonesia negara yang besar tapi dikelola oleh pemimpin yang abal-abal.
Baca juga : Salah Menjahit Celana Dalam, Pria Di India Laporkan Penjahit Ke Polisi
"Negara besar tapi dikelola abal-abal jadinya begini," kicaunya di twitter Sabtu (18/7/2020).
Kata dia, ketidakadilan dan ketimpangan terjadi di negeri ini, namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya berdiam diri.
Mantan Komisioner Komnas HAM itu menambahkan, pembiaran akan ketidakadilan itu bakal menjadi bumerang suatu saat nanti. Natalius menyebut sudah berkali-kali mengingatkan tapi tak digubris pemerintah.
"Jokowi terkurung di rumah, pesawat RI-1 dibeli Rakyat jadi besi tua. Saya masih konsisten jika mereka hanya urus seputar Jakarta & Pulau Jawa. Pernyataan saya berkali-kali bicara, mereka anggap remeh, tidak sadar jika ketidakadilan ini akan bumerang," kicaunya lagi.
Negara besar tp dikelola abal2 jadinya begiini. Jokowi terkurung di rumah, pesawat RI-1 dibeli Rakyat jd besi tua. Sy masih konsisten jk mrk hanya urus seputar Jakarta & Pulau Jawa. Pernyataan sy berkali2 bicara, mrk anggap remeh, tdk sadar jk ketidakadilan ini akan bumerang. https://t.co/NPp1wN8A3z
— NataliusPigai (@NataliusPigai2) July 17, 2020
Hal tersebut disampaikan Natalius Pigai mengomentari cuitan Pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas yang menyoroti keputusan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengganti beberapa istilah seputar penanganan wabah virus corona (Covid-19).
Adapun Karni Ilyas dalam cuitannya menyebut "Menteri Kesehatan dua hari lalu mengganti istilah Covid 19: Orang Dalam Pemantauan (ODP) menjadi Kontak Erat. Pasien Dalam Pengawasan (PDP) menjadi Kasus Suspek. Orang Tanpa Gejala (OTG) menjadi Kasus Konfirmasi Tanpa Gejala. Orang kampung saya semakin bingung memahaminya."(Ljs)