logo
×

Selasa, 18 Agustus 2020

Mengerikan! Dokter SWS Aborsi 2.638 Janin dalam Setahun di Kliniknya

Mengerikan! Dokter SWS Aborsi 2.638 Janin dalam Setahun di Kliniknya

DEMOKRASI.CO.ID - Pihak Polda Metro Jaya akhirnya manangkap 17 orang yang diduga pelaku aborsi di Klink dr. SWS di Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat. Pasalnya, alam kurun satu tahun terakhir klinik ini telah melakukan aborsi terhadap 2.638 janin dari pasien yang mendatanginya.

Melansir sindonews.com, Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, jumlah korban tersebut terhitung sejak januari 2019 hingga April 2020. Sementara, klinik itu sendiri sudah beroperasi selama lima tahun.

“Asumsi perkiraan setiap hari 5-7 orang melakukan aborsi. Jadi bisa dikalkulasikan saja, berapa banyak bayi yang dibunuh di klinik tersebut,” kata Ade wartawan Selasa (18/8/2020).

Namun, keterangan para tersangka masih didalami, pasalnya ada yang menyebut klinik tersebut sudah beroperasi selama tujuh tahun.

Sindikat klinik aborsi ilegal ini juga sangat rapi dalam menerima pasien. Sebelum mutuskan menerima pasien, para calon pasien bisa mengubungi call center dan juga datang langsung ke klinik. Namun, pasien tidak langsung diterima nantinya akan disortir terlebih dahulu oleh para penghubung yang akan menjemput para calon pasien.

Setelah dijemput kemudian pasien akan menuju ke tempat pendaftaran guna konfirmasi pemeriksaan awal “Jadi ada tujuh step sampai dengan pelaksanaan aborsi. Itu adalah timeline pelaksanaan aborsi yang dilakukan di klinik tersebut,” jelasnya.

Dia menambahkan, polisi menyita berbagai macam alat praktik kedokteran, obat-obatan hingga uang tunai. Kini, para tersangka dikenakan pasal yang berbeda-beda dengan ancaman di atas lima tahun penjara.

Pasal yang dikenakan antara lain Pasal 299, 346, 348 ayat 1 dan 349 KUHP serta Pasal 194 junto Pasal 75 tentang Kesehatan dan Pasal 77A junto Pasal 45A UU Perlindungan Anak.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: