logo
×

Rabu, 30 September 2020

Ceramahi Indonesia Soal HAM, Warga Vanuatu Nyatanya Malah Doyan Menyantap Daging Manusia

Ceramahi Indonesia Soal HAM, Warga Vanuatu Nyatanya Malah Doyan Menyantap Daging Manusia

 


DEMOKRASI.CO.ID - Dalam Sidang Umum PBB, Vanuatu yang mengaku-ngaku sebagai perwakilan Papua menyerang Indonesia.

Vanuatu menuding Indonesia melanggar HAM di Papua.

Asal tahu saja jika Indonesia sudah paham betul apa itu HAM.

Tak usah diceramahi maupun diajari.

Bahkan Vanuatu akan melayangkan tuduhan tersebut di forum Internasional PBB dan disaksikan oleh negara-negara lain.

Silahkan saja lapor ke PBB, toh fakta dilapangan berbicara lain.

Tuduhan Vanuatu ini jelas tak berdasar dan negeri kecil nan sombong itu mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.

Padahal Indonesia tak pernah mencampuri urusan Vanuatu.

“Memalukan negara yang satu ini (Vanuatu) terus memiliki obsesi yang berlebihan dan tidak sehat mengenai bagaimana Indonesia seharusnya bertindak atau mengatur dirinya sendiri,” ujar diplomat muda Silvany Austin Pasaribu dikutip dari un.org, Minggu (27/9/2020).

Namun siapa sangka Vanuatu malah lebih-lebih melanggar HAM, tak bermoral.

Dikutip zonajakarta.com dari tourismvanuatu.com, warga Vanuatu dikenal sebagai kanibal.

Hal ini diketahui saat ada Misionaris asal Inggris pertama yang tiba di sana pada tahun 1839 dibunuh dan dimakan oleh warga pribumi Vanuatu.

Sebagian besar antropolog sepakat kanibalisme di Vanuatu terakhir terjadi pada tahun 1969.

Namun sebagian kecil masyarakat Vanuatu sampai saat ini masih mempraktekan kanibalisme.

“Setelah berkunjung tahun 2008, penulis kami bahkan ditawari tips tentang cara terbaik memasak manusia. Pertama, nenek moyang kita akan menggali lubang di tanah,” ujar seorang warga bernama Berna Kambai seperti dikutip dari yts.vu.

Lebih parahnya lagi warga Vanuatu akan ramai-ramai menyantap daging manusia layaknya sedang ada hajatan.

Daging manusia itu diolah terlebih dahulu sebelum dimakan ramai-ramai.

“Mereka akan memasukkan batu panas ke dalam lubang, lalu memotong jasad menjadi beberapa bagian dan meletakkannya di atasnya. Mereka akan menambahkan ubi dan talas, lalu menutupnya dengan batu panas dan daun pisang agar uapnya tetap masuk.”

Waktu memanggang standar kabarnya tiga sampai lima jam dan kepala manusia menjadi bagian yang diserahkan pada kepala desa sebagai bentuk penghormatan.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: