logo
×

Senin, 14 September 2020

Denny Siregar Minta Pembacokan Syekh Ali Jaber Tak Dikaitkan Dengan PKI “PKI Membantai Ulama”

Denny Siregar Minta Pembacokan Syekh Ali Jaber Tak Dikaitkan Dengan PKI “PKI Membantai Ulama”

DEMOKRASI.CO.ID - Penulis dan pegia media sosial, Denny Siregar ikut menanggapi peristiwa penusukan yang dialami oleh Syekh Ali Jaber di Lampung saat mengisi kajian, pada Ahad (14/9) sore.

Denny Siregar menyentil mereka yang mengaitkan kasus tersebut dengan adanya kebangkitan PKI. Dia mengatakan, mereka selalu mengaitkan satu kejadian dengan kebangkitan PKI.

“Yang gila itu sebenarnya adalah yang main cocoklogi bahwa ketika ada suatu kejadian itu pertanda bangkitnya PKI. Ini gila menahun, saking gak sabarnya di bawah kepemimpinan Jokowi,” ujar Denny Siregar di akun twitternya, Senin (14/9).

Denny Siregar meminta netizen agar tidak banyak berspekulasi soal identitas pelaku penusukan.

“Ga usah banyak spekulasi masalah penusukan syeikh ali jabber di Lampung. Kita sama2 gak tau ada apa dan apakah ada dalang dibaliknya. Lebih baik nunggu laporan polisi aja.” Katanya.

“Dia khawatir, kasus ini akan dibesar-besarkan leh pihak tertentu dengan tema PKI. “Hati-hati, kemungkinan akan dibesarkan apinya dengan tema “PKI membantai ulama”. Ujar dia.

Jadi Tersangka

Penyidik Polresta Bandarlampung menetapkan Alfin Andrian sebagai tersangka penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber. Hal ini berdasar hasil pemeriksaan yang dilakukan sejak Minggu malam (13/9).

“Statusnya kita tetapkan sebagai tersangka. Karena sudah mendekati 24 jam, dari pemeriksaan semalam,” kata Kapolresta Bandarlampung Kombes Yan Budi Jaya kepada Radarlampung.co.id (Grup FIN) di Mapolresta, Senin (14/9).

Yan Budi menuturkan, terkait pemeriksaan kejiwaan tersangka, pihaknya menunggu tim dari Mabes Polri.

“Semalam sudah kita datangkan psikiater dari RSJ Lampung. Tapi baru diagnosa awal. Itu masih kita dalami. Masih menunggu dari Mabes Polri,” sebut dia.
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: