logo
×

Minggu, 20 September 2020

Ngeri! Ini Jurus Istana Mematikan Langkah Anies Baswedan

Ngeri! Ini Jurus Istana Mematikan Langkah Anies Baswedan

 


DEMOKRASI.CO.ID - Pengamat Politik Rocky Gerung menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih berbahaya daripada pandemi covid-19.

Rocky Gerung blak-blakan mengatakan bahwa pihak Istana sedang berupaya mematikan langkah Anies Baswedan dalam jabatannya.

Saking fokusnya mata istana memandang Anies, pemerintah sampai mulai melupakan tugasnya untuk menghentikan penyebaran covid-19.

“Anies dianggap lebih berbahaya daripada covid-19, makanya Istana berusaha mematikannya. Caranya dengan mengepung Anies seperti yang dilakukan baru-baru ini terkait pemberlakuan PSBB di Jakarta,” ungkap Rocky dalam kanal YouTube miliknya, pada Kamis (17/9)

Rocky Gerung juga merujuk dunia internasional yang sudah memberikan rapor buruk buat Indonesia dalam penanganan covid-19, tepatnya menilai Indonesia tidak serius dalam menangani virus corona.

Namun, pandangan internasional ini berbeda untuk Anies Baswedan. Anies dinilai sangat mendengarkan masukan para pakar sains, sehingga setiap kebijakannya selalu berpijak pada data-data saintis itu.

“Kalau Istana enggak begitu caranya. Mereka hanya melihat perkembangan covid-19. Kalau covid-19 menyenangkan (kurva turun), kebijakannya diambil. Giliran covid-19 ngambek, kebijakannya berubah lagi,” ujar Rocky.

Adapun kebijakan pemerintah yang berubah-ubah ini karena Presiden Joko Widodo tidak mau mendengarkan masukan para ahli, hingga akhirnya bukan hanya rakyat yang bingung, tetapi juga para menterinya ikutan bingung.

Artinya, Presiden Jokowi yang sering mengubah kebijakan terkait penanganan corona, dinilai Rocky, akan membuat sejumlah menteri yang masih punya akal sehat, menjadi gerah.

“Lihat saja nanti, setelah Buya Syafii, akan ada 3-4 menteri yang siuman. Bisa saja Mahfud MD, Sri Mulyani, dan beberapa lagi. Ini cuma prediksi saya,” pungkas Rocky.

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: