logo
×

Rabu, 23 September 2020

Rektor UIC: Melarang Deklarasi KAMI Merupakan Kesalahan Luar Biasa

Rektor UIC: Melarang Deklarasi KAMI Merupakan Kesalahan Luar Biasa

 


DEMOKRASI.CO.ID - Sosiolog Musni Umar menilai, menghambat atau melarang deklarasi Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI), merupakan sebuah kesalahan yang luar biasa.

Pasalnya, Musni menyebut, mencegah atau melarang deklarasi KAMI, justru membuat gerakan moral bentukan Din Syamsuddin cs itu makin membesar.

Hal tersebut disampaikan Musni terkait maraknya aksi penolakan terhadap acara deklarasi KAMI di sejumlah daerah.

“Jadi ini suatu kesalahan luar biasa melarang atau mencegah atau menentang deklarasi-deklarasi KAMI. Justru mereka itulah yang semakin membesarkan KAMI,”

kata Musni dalam video di akun YouTube-nya, dilihat netralnews.com, Selasa (22/9/2020).

Dijelaskan Musni, sebuah organisasi akan populer dan mendapat dukungan publik jika kemunculannya diwarnai dengan aksi protes dan penolakan sejumlah pihak.

“Semakin kita hambat suatu organisasi, maka akan semakin populer di masyarakat, semakin mendapatkan dukungan,” ujar Musni.

“Jadi kalau KAMI ini segera mendapatkan dukungan yang hebat, itu karena ulah kita juga, mengapa? Karena kita hambat mereka,” sambungnya.

Apalagi, lanjut Musni, pendapat miring dan upaya menghambat kegiatan KAMI selalu jadi sorotan media dan ramai diperbincangkan publik, sehingga gerakan yang dideklarasikan pada 18 Agustus lalu itu makin mendapat simpati dan dukungan masyarakat.

“Berbagai pernyataan kemudian hambatan di lapangan dalam pelaksanaan deklarasi, itu kemudian diberitakan media dan akhirnya nama KAMI ini sejak dideklarasikan, itu terus muncul di permukaan, tidak pernah hilang, terus diperbincangkan publik dan semakin populer,” jelas Musni.

“Nah semakin populer (KAMI) ini semakin tidak dibendung karena banyak orang ingin berhimpun di situ,” pungkas Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC) itu.

Artikel Asli

Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: